Blog tempat saya berbagi ilmu dan belajar bersama sahabat-sahabat semua. Semoga tulisan-tulisan sederhana saya dalam blog ini dapat bermanfaat untuk kita semua,amin.
Selasa, 15 Desember 2009
Making The Giant Leap
Senin, 07 Desember 2009
HUUUUUUU................
Kamis, 19 November 2009
PERJALANAN MENUJU SUKSES
Senin, 02 November 2009
NASEHAT SEBELUM BERINVESTASI
Selasa, 27 Oktober 2009
MEMIMPIN DENGAN HATI
Senin, 19 Oktober 2009
BUILD PEOPLE THEN PEOPLE WILL BUILD THE BUSINESS
Selasa, 06 Oktober 2009
TIDAK PENTING DI QUADRANT MANA ANDA BERADA
Kamis, 03 September 2009
THINKING OUT OF THE BOX FOR PROFIT
Senin, 31 Agustus 2009
BERJUALAN ITU NIKMAT
Selasa, 18 Agustus 2009
MENGENAL PRINSIP-PRINSIP DALAM TRANSAKSI SYARI'AH
Senin, 10 Agustus 2009
BELAJAR DARI FILOSOFI POHON JATI
Jumat, 17 Juli 2009
TERNYATA GAJI PERTAMA TAK SENIKMAT GAJI TERAKHIR
Rabu, 24 Juni 2009
DIMANA HATIMU BERADA, DISANALAH HARTAMU
Senin, 18 Mei 2009
RESOLUSI BERSYARAT
Pada setiap pergantian tahun pertanyaan yang sering kita jumpai adalah “apa resolusi anda untuk tahun depan?” atau “anda sudah buat resolusi untuk tahun yang akna dating belum” dan beragama pertanyaan lain yang intinya menanyakan apa yang akan anda tuju dan ingin anda capai tahun depan. Bahkan sebagian orang jauh-jauh hari sebelum akhi tahun sudah mencanangkan resolusi untuk tahun depanya, misalnya “Mulai tahun 2010 saya mau memulai bisnis” atau “Mulai tahun 2010 saya mau merubah diri saya sendiri menjadi lebih baik”.
Dari contoh resolusi-resolusi yang saya sebutkan di atas ada syarat yang harus dipenuhi atas resolusi tersebut yaitu pergantian tahun. Contoh resolusi bersyarat lainya yang sering saya dengar dari teman-teman sekitar saya yang muslim adalah seperti “saya mau naik haji kalo sudah sanggup menunaikan sholat lima waktu tanpa ada yang putus” atau “mulai bulan romadhon tahun ini saya mau memperbanyak sodhaqoh dan menunaikan sholat lima waktu dengan lebih baik”.
Pada intinya sering kali kita membuat resolusi yang digantungkan syarat tertentu seperti waktu (tahun baru, bulan romadhon, ulang tahun dsb) atau kejadian tertentu (kalo sudah rajin sholat, kalo gaji sudah sekian, naik haji, dsb). Pertanyaan yang kemudian dapat kita lontarkan, termasuk kepada diri kita sendiri adalah “mengapa harus menunggu sesuatu untuk melakukan sesuatu?. Jika kita dapat melakukan resolusi kita sekarang tanpa syarat apapun, mengapa tidak kita lakukan sekarang, minimal melakukan yang kecil-kecil terlebih dahulu.
1. Untuk gagah-gagahan saja, yaitu ikut trend orang sekitar kita, minimal untuk pergaulan, sehingga kalo ditanya orang lain, diakhir tahun apa resolusi untuk tahun, minimal sudah punya resolusi walaupun tidak akan dijalani.
2. Tidak pede atau tidak yakin terhadap resolusi diri kita sendiri, sehingga kadang untuk memulainya saja sudah malas atau sambil mencari jalan pintas untuk langsung mencapai hal besar tanpa mau melakukan hal yang kecil. Padahal itu tidak mungkin, karena sudah jadi sunah Allah, suatu hal yang besar selalu dari yang kecil, sebagai contoh adalah diri kita sendiri dari bayi dulu baru dewasa; atau
3. Justru orang tersebut sudah punya rencana, sehingga memang resolusi bersyarat tersebut merupakan tahapan dalam hidup yang bersangkutan selanjutnya. Jika kita type yang seperti ini maka kita sudah di jalan yang benar, tapi artinya kita sudah mempunyai rencan-rencana dan resolusi-resolusi lain sebelumnya yang sudah kita jalankan dan sifatnya saling sambung menyambung dalam hidup kita.
Hanya saja jika kita membuat resolusi bersyarat, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Umur. Kita tidak bisa memastikan apakah saat syarat tersebut terpenuhi kita masiha adaatau tidak untuk melaksanakan resolusi kita tersebut di atas.
2. Semangat. Pastikan bahwa semangat kita untuk melaksanakan resolusi saat syaratnya terpenuhi masih sama kuatnya dengan saat kita membuat resolusi tersebut. Karena kebanyakan justru kita sudah lelah terlebih dahulu setelah melakukan hal-hal untuk memenuhi persyaratan kita sendiri dan pada gilirannya saat harus memulai pekerjaan yang sesungguhnya yang merupakan inti resolusi tersebut, kita justru sudah loyo.
3. Kesempatan. Pastikan bahwa peluang untuk melaksanakan resolusi tersebut masih tetap relevan saat syarat terpenuhi. Karena sering jika resolusi kita tersebut berupa ide bisnis, maka ide tersebut sudah di jalankan terlebih dahulu oleh orang lain selama kita menunggu terpenuhinya syarat tersebut, sehingga kita tidak bisa menjadi yang pertama.
Jadi jika kita bisa melakukannnya sekarang, mengapa harus menunggu sesuatu atau menetapkan syarat-syarat tertentu untuk melaksanakan tujuan-tujuan hidup kita.
Selamat take Action and miracle will happen.
Senin, 30 Maret 2009
TERNAK SAPI, ANTARA INVESTASI DAN MENOLONG PETERNAK SAPI
- Masa investasi 1,2 tahun.
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 4,5 juta (8 juta - 3,5 juta) dibagi dua antara pemodal dengan peternak, jadi masing-masing mendapat 2,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 2,25 juta atau sekitar 65% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh.
Jika kita mau bersabar sedikit untuk tidak jual sapi pada masa dara birahi seperti diatas, maka kita dapat menunggu sampai sapi tersebut hamil, hanya saja lebih panjang jangka waktunya. Kehamilan sapi akan dilakukan dengan IB (inseminasi buatan), yang biasanya dilakukan setelah sapi birahi, dengan asusmi sapi langsung hamil, maka pada umur 1,7 tahun sapi akan mulai hamil (FYI masa hamil sapi adalah 9 bulan). Harga sapi hamil akan mencapai harga tertinggi jika kehamilannya sudah mencapai diatas 7 bulan. Saya mengambil asumsi menjual sapi pada usia kehamilan 8 bulan, maka sapi akan saya jual pada umur 2,5 tahun, pada saat itu harga sapi berkisar antara 12 juta - 14 jutaan, dan yang kita dapatkan adalah (dengan asumsi harga sapi 12 juta) :
- Masa investasi 2,1 tahun
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 8,5 juta (12 juta - 3,5 juta) dibagi dua, jadi peternak dan pemodal masing-masing mendapat 4,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 4,25 juta atau sekitar 120% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh. (jika harga sapinya 14 juta, bahkan biasa lebih jika anaknya betina, yha hitung sendiri he.. he..)
Jika kita ingin meneruskan investasi sampai dengan anak sapinya lahir, maka pembagiannya menjadi sebagai berikut:
- Sapi Induk menjadi milik berdua (dengan ketentuan nilai sapi induk saat ini dikurangi nilai modal awal, misal nilai sapi induk adalah 10 juta, maka kepemilikan peternak atas sapi induk adalah adalah (50% x 10 juta) - (modal awal), sedang sisanya milik pemodal).
- Anak pertama menjadi milik Pemodal dan harus dipelihara oleh Peternak.
- Susu hasil dari sapi induk menjadi hak peternak.
- Anak Kedua adalah milik peternak dan susu tetap hak peternak, dst.
Saya tidak merekomendasikan untuk memelihara sapi sampai beranak, karena dari hitungan investasi akan tambah ruwet, rawan ribut dengan mitra peternak kita dan resikonya lebih besar, terutama saat sapi induk melahirkan, disamping itu peternak juga biasanya lebih senang sapi dijual saat dara birahi atau hamil, karena mereka juga ingin uangnya secepatnya.
Resiko dari beternak sapi yang dihadapi adalah :
- Kematian Sapi. Tapi resiko ini minim (kecuali mati karena memang sudah takdirnya), karena untuk daerah malang dan sekitarnya, merupakan sentra sapi perah dan diawasi dengan ketat dan serius oleh dinas peternakan setempat dan sudah ada pemeriksaan atas sapi secara rutin dari dinas setempat.
- Cacat baik bentuk tubuh maupun genetik. Cacat bentuk tubuh sehingga sapi tidak dapat tumbuh semestinya ataupun cacat genetika sehingga sapi sulit hamil.
- Ketersediaan pakan. Pakan utama sapai perah adalah rumput gajah (orang malang bilang kolonjono), saking banyaknya peternak sapi, rumput gajah yang tersedia mauapun hijauan lain kadang tidak mencukupi, sehingga di sentra sapai di Malang (pujon dan Ngantang) harga rumput gajah mahal. (ini juga peluang bisnis rek, bikin pakan ternak kering).
- mitra peternak yang nakal (kalo ini cari sendiri yha he.. he..)
Selama masa pembesaran sapi, seluruh biaya pakan, IB dan kesehatan ditanggung oleh peternak, tentunya timbul pertanyaan apakah peternaknya tidak rugi? Dari hasil perbincangan dengan peternak, mereka justru senang jika ada yang mau kerjasama dengan mereka dalam bentuk ini, karena memelihara sapi bagi mereka biasanya termasuk usaha tambahan, karena biasanya mereka juga punya ladang yang ditanami tanaman lain, selain rumput gajah untuk ternak mereka. Fakta lain kenapa peternak senang dengan sistem ini adalah karena ternak mereka dari hasil susu tidak memberikan penghasilan yang memadai. Susu biasanya ditampung oleh KUD untuk kemudian disalurkan ke pabrik susu (nestle dan indomilik). Hanya saja KUD memberikan harga murah untuk susu peternak, padahal peternak mengambil vitamin dan obat dari KUD dengan harga tinggi. Pada hari pembayaran susu (seminggu sekali biasanya) hasil susu yang disetor selama seminggu akan langsung dipotong dengan harga vitamin dan obat yang telah dimabil dan sisanya biasanya sangat tidak memadai. Untuk sapi pada periode belum menghasilksn susu, pemakaian vitamin dan obat minim, yang banyak adalah pakan yang bisa dicari secara gratis, sehingga jikapun ada pengeluaran untuk vitamin dan obat (pakan jika terpaksa), peternak tetap mendapatakn hasil yang bagus setelah bagi hasil tersebut dibagi dengan pemodal, justru ini pendapatan terbesar mereka.
Tulisan ini bukan nasehat investasi, tapi jika anda tertarik silahkan mencoba dan pastikan mitra peternak anda jujur dan terpercaya. Silahkan Action..........