Blog tempat saya berbagi ilmu dan belajar bersama sahabat-sahabat semua. Semoga tulisan-tulisan sederhana saya dalam blog ini dapat bermanfaat untuk kita semua,amin.
Selasa, 15 Desember 2009
Making The Giant Leap
Senin, 07 Desember 2009
HUUUUUUU................
Dalam sebuah essay-nya Muhammad Sobary bercerita tentang Sunan Kalijogo. Saat beliau sedang berjalan-jalan untuk berda'wah beliau melihat seekor ular sedang mengincar seekor katak, tiba-tiba ular tersebut menelan katak tersebut. Sebelum seluruh tubuh katak tersebut masuk ketubuh ular, Sunan Kalijogo berteriak "Huuuuu…" ular kaget dan kemudian secara spontan ular tersebut mengeluarkan katak tersebut dari mulutnya dan lari. Katak itupun merasa senang dan kemudian lari.
Lalu ular tersebut mengadu kepada Nabi Sulaiman "kenapa Ia tidak boleh memakan katak tersebut, padahal sesuai kodrat alam, katak memang salah satu makanan baginya". Lalu Nabi Sulaiman menegur Sunan Kalijogo, mengapa Ia melarang ular tsb memakan katak. Sunan Kalijogo lalu berkata bahwa ular tersebut telah salah tanggap sasmito terhadap teriakkanya. Yang Ia maksud dengan Huuuuuuuuuu…… tersebut adalah "huuuuuuuntalen" (ditelan), bukan "huuuuuuuuncalno" (keluarkan) .
Kondisi bangsa kita saat ini jika dicermati mempunyai kemiripan dengan cerita antara ular dan Sunan Kalijogo tersebut diatas. Banyak orang yang salah tanggap terhadap sesuatu keadaan ataupun niat orang lain. Sering orang mengkomentari atau menilai ucapan seseorang tanpa melihat substansi, tujuan ataupun apa yang menjadi dasar orang tersebut ngomong. Kita malas untuk melakukan cros cek terhadap laporan ataupun omongan yang masuk ke dalam alam pikiran kita. Apalagi jika omongan tersebut menyinggung tentang dirinya terutama jika menyangkut sesuatu yang jelek, yang dapat menghancurkan image atau pencitraan dirinya. Ia pasti langsung mencak-mencak tidak perduli omongan tersebut benar atau salah. Ironisnya penyakit ini banyak menghinggapi pemimpin bangsa kita, dari mulai yang tertinggi sampai yang dibawahnya.
Padahal seorang pemimpin atau pejabat harusnya menjadi panutan bagi rakyat atau bawahannya. Setiap omonganya harus mencerminkan kematangan dan kualitas pribadi serta keilmuannya. Mampu mencerna mana yang perlu untuk diomongkan dan mana yang cukup disimpan agar tidak menimbulkan keresahan. Setiap omongan seorang pemimpin atau pejabat harus diiringi dengan fakta-fakta yang kuat, bukan cuma retorika memutar-mutar saja, yang ternyata di belakang hari tidak pernah dapat dibuktikannya.
Seorang pemimpin harus dapat dan mau bersikap bijaksana. Setiap omongan tentang diri kita pasti ada manfaatnya. Kritikan misalnya akan bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan kita ataupun kebodohan yang pernah kita lakukan. Pujian juga harus kita persepsikan sebagai tantangan bagi kita, untuk dapat membuktikan bahwa kita memang pantas untuk dipuji seperti itu. Omongan yang bersifat rumpian pun tidak perlu kita tanggapi secara serius, tapi cukup berguna, minimal membantu kita menilai seseorang itu seperti apa.
Jika hal-hal tersebut kita abaikan maka dapat dipastikan kita akan terkena makian huuuuuuuuuuuuuuuuu…………… dari masyarakat banyak.
Kamis, 19 November 2009
PERJALANAN MENUJU SUKSES
Sering kali jika kita membaca, mendengarkan atau melihat kisah sukses seseorang, kita jadi bernafsu untuk bisa sesukses dia. Tapi celakanya saking nafsunya kita, sering kali hanya melihat dia saat suksesnya saja, tanpa mau melihat jatuh bangun dan perjuangannya untuk menuju sukses.
Padahal sukses seharusnya bukan menjadi fokus kita dalam menjalankan usaha atau apapun dalam kehidupan kita. Kita harusnya memposisikan sukses sebagai akibat dari proses yang telah harus dan akan kita jalankan. Kita harus focus kepada prosesnya itu sendiri, karena jika kita tidak dapat menjalankan prosesnya maka kita tidak akan pernah mencapai sukses. Ibaratnya adalah jika kita ingin pergi ke sebuah kota, katakanlah Jakarta, maka kita harus tahu proses untuk menuju Jakarta. Kita harus tahu bagaiamna cara naik bus yang menuju Jakarta, sebelum naik bus kita harus beli ticketnya atau jika kita naik mobil sendiri kita harus tahu jalan mana yang akan kita ambil menuju Jakarta tersebut. Setelah kita menjalani proses tersebut di atas dengan benar maka akibatnya kita akan sampai di kota Jakarta.
Menurut Joseph Campbell setidaknya ada 6 tahapan yang harus ditempuh seseorang untuk menjadi seorang yang sukses, tahapan itu adalah:
1. Innocence atau menjadi orang biasa
Jika anda orang biasa atau merasa tidak ada keturunan orang sukses, jangan kuatir tidak bisa mencapai sukses. sukses tidak ada hubungannya dengan keturunan, trah, kekayaan ataupun warisan. Semua orang dilahirkan sama, semua orang terlahir dan hidup sebagai orang biasa, mereka hidup dan bergaul bersama-sama manusia biasa pada umumnya. Kemudian yang membedakan adalah action untuk mewujudkan suksesnya tersebut.
2. The Call (panggilan hidup)
Panggilan hidup berkaitan dengan passion kita dalam melakukan sesuatu atau memilih jalan hidup kita. Jika kita merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang atapun merasa tidak sesuai dengan hati nurani, maka kita harus berdaya dan mau untuk melakukan sesuatu untuk melakukan kerja dan melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik bagi kita sendiri, keluarga, lingkungannya maupun orang-orang disekitarnya. Begitu banyak orang yang sebenarnya gelisah dengan kondisinya sekarang, mereka mungkin kaya tapi hidupnya tidak bahagia, karir sukses tapi sebenarnya gelisah atau jabatan ditempat kerja tinggi, tapi sebenarnya tidak bahagia menjadi orang gajian. Tapi mereka tidak mua berubah atau pengen berubah tapi takut atau tidak tahu caranya. Sebenarnya cukup mdah untuk mengetahui pangiilan hidup kita ada dimana, pertama tanyakan pada hati nuranimu, sebenarnya panggilan hidup saya itu sebagai apa dan harus mengerjakan apa. Lalu jalani, jika kita merasa bahagia, walaupun mungkin jabatan, kekayaan, atapun profesi kita lebih rendah atau sedikit disbanding sebelumnya, maka yakinlah itulah panggilan hidup kita. Jika kita sanggup untuk bertahan dengan panggilan hidup kita tersebut, maka saya yakin kita akan mendapaykan lebih dari sebelum kita berubah. Bukankah jika kita menjalani sesuatu dengan lebih bahagia, pasti akan lebih sukses daripada menjalani sesuatu dengan mengeluh??
3. Initiation (ujian berat)
Ujian hidup pasti akan dialami oleh semua orang. Semua adalah seleksi alam untuk menempanya menjadi indvidu yang tangguh dan bermental sukses yang berbeda dari orang kebanyakan. Dalam menghadapi ujian yang paling penting adalah jangan berputus asa. Kita ikuti saja dulu arus kemana ujian akan membawa, sambil belajar dimana celah untuk keluar dari ujian tersebut serta belajar apa penyebab datangnya ujian, agar kita tidak terkena dua kali ujian yang sama. Dalam Alqur’an telah dinyatakan bahwa Allah hanya akan memberikan ujian sesuai dengan beban yang sanggup di pikul makhluknya. Jadi apapun ujian dari Allah yakinlah bahwa kita pasti sanggup menghadapinya dengan syarat tidak putus asa, tetap berdaya dan usaha serta berdo’a kepada-Nya.
4. Allies (teman setia)
Disamping do’a dan usaha, dalam perjuangan mencapai sukses seorang individu ini akan menjumpai kawan yang mempunyai tekad, ideologi dan niatan yang sama untuk mencapai tujuan perjuangannya. Kawan setia inilah yang akan membantu sang pejuang dalam meraih apa yang dicita-citakan. Bukankah kita familiar dengan ungkapan “dibalik kesuksesan seorang pria (suami), pasti ada seorang wanita (istri) yang hebat atau ungkapan yang popular di TDA bahwa kesuksesan anda juga ditentukan oleh 5 kawan terdekat anda. Makanya mastermaind di TDA sangat dianjurkan.
Kisah lain yang menunjukan bahwa seorang kawan adalah sangat penting adalah dari kisah Nabi Musa yang dibantu oleh Nabi Harun dalam menghadapi Firaun, Nabi Isa yang dibantu 12 muridnya yang setia (hawariyin), hingga zaman Rasulullah Muhammad yang dibantu para Shahabatnya yang tangguh. Bahkan penguasa zalim Hitler juga didukung oleh teman setianya Goebel, Heinrich Himmler, Rommel dan lainnya.
5. Breaktrough (terobosan)
Yang membedakan antara manusia biasa dengan individu sukses adalah dia (atau mereka) mampu membuat terobosan besar yang jauh melampaui orang-orang yang hidup di masanya. Skala kerjanya lebih luas dan perubahan yang dilakukan akan sangat berarti bagi lingkungan di sekitarnya. Think out of the box sangat diperlukan untuk memenangkan kompetisi dan mengatasi kesulitan yang ada.
6. Celebration (keberhasilan)
Setelah jauhnya perjalanan menuju yang dicita-citakan dan diperjuangkan, banyaknya ujian dan aral melintang. Saatnya sang kita memetik buah keberhasilan dan kemenangan dari apa yang dahulu diperjuangkan. Tiada yang lebih indah daripada menikmati hasil keberhasilan. Sebagian langsung bisa menikmatinya, sebagian yang lain dinikmati oleh generasi setelahnya. Tapi kita harus mampu membedakan mana sukses yang sebenarnya dan sukses yang menurut kita semu.
Sukses yang semu adalah jika kesusksesan kita tersebut hanya dapat dinikmati oleh kita sendiri, tanpa dapat membawa kemanfaatn untuk orang lain disekitar kita. Sukses sebenarnya adalah sebalikanya, kita harus mampu menularkannya kepada orang lain, sehingga orang lain juga ikut sukses dan merasakan buah yang telah kita tuai tersebut.
Berbagilah dengan sesame, karena yakinlah apa yang kita bagikan dan berikan akan kembali kepada kita minimal 10 kali lipatnya dari yang kita berikan.
Senin, 02 November 2009
NASEHAT SEBELUM BERINVESTASI
Tulisan ini saya ambil dari tulisanya Fauzi Rachmanto, menurut saya sangat bermanfaat dan harus anda baca sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Pertama, Kenali diri Anda.
Lho masa sih sama diri sendiri tidak kenal? Nama, tanggal lahir, alamat sampai nomor KTP saja kan hapal. Maksudnya, kenali betul Anda ini sebenarnya siapa? Apakah Anda seorang pegawai yang ingin mengembangkan tabungan Anda supaya lebih banyak lagi melalui investasi. Atau barangkali Anda seorang pengusaha yang sedang ingin menikmati membangun bisnis lengkap dengan suka duka nya. Ataukah Anda seorang pengusaha sukses yang sudah melewati fase mengelola usaha, dan kini ingin “beternak uang”?
Lalu apa tujuan Anda berinvestasi? Apa yang Anda inginkan dari investasi yang akan Anda lakukan. Apakah Anda memang ingin menjadi investor? Atau Anda sedang ingin mengoptimalkan aset Anda untuk mendukung pengembangan usaha?
Kemudian apa target Anda dalam berinvestasi? Hasil cepat dalam jangka pendek, karena Anda sekedar memanfaatkan dana menganggur sebelum dana digunakan untuk hal lain? Atau Anda memang sedang ingin mencapai akumulasi kapital yang besar, dan siap dengan permainan investasi jangka panjang?
Berapa dana yang siap Anda gunakan untuk investasi? Berapa lama Anda sanggup menahan dana tersebut dalam wahana investasi yang Anda pilih?
Berapa besar risiko yang sanggup Anda tanggung seandainya investasi tidak berjalan sesuai rencana?
Anda jawab dulu pertanyaan-pertanyaan di atas, sebelum masuk ke meja kedua.
Kedua, Kenali mitra investasi Anda
Anda sudah kenal calon mitra investasi Anda? Nama, alamat, nomor telpon, email, jenis usaha, kegiatan sehari-hari, account facebook? Tidak cukup. Oh, jangan khawatir Anda mungkin mengenal calon mitra Anda dari komunitas terpercaya, atau bahkan kenal dari aktivitas keagamaan. Atau barangkali, calon mitra Anda terkenal, sering muncul di koran dan majalah bisnis. Sayangnya semua itupun tidak cukup.
Anda akan mempercayakan dana investasi Anda. Maka Anda harus mengenal betul mitra Anda.
Bukan sekedar mengenal pribadi nya. Tapi Anda harus tahu betul dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha apa. Dan bagaimana mitra Anda menjalankan usaha tersebut. Baguskah pengelolaannya? Baguskan manajemen nya? Pengalaman dan track recordnya? Dan terutama baguskah hasilnya?
Misalnya dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam usaha agrobisnis? Maka Anda harus terjun melakukan observasi sendiri bagaimanan kegiatan agrobisnis akan dilakukan. Apa risiko-risiko nya, dan bagaimana mitra Anda mampu menangani risiko tadi. Apakah ada pengalaman sebelumnya yang membuktikan mitra Anda mampu menangani risiko. Properti? Anda harus tahu dimana lokasinya? Bagaimana prospeknya? Kemampuannya menyelesaikan proyek, dan sebagainya. Industri telekomunikasi? Pertambangan? Pelayaran? Penerbangan? Sama saja. Jangan ragu dan malu bertanya, daripada nanti menyesal. Jangan sampai mitra usaha Anda belakangan sekedar berdalih "maaf, saya ditipu orang" hanya karena ketidaktahuan mereka dalam bisnis yang akan dimasuki.
Ketiga: Berhitunglah Sendiri
Percayalah, semua hitungan dalam proposal investasi sudah pasti indah adanya. Kalau saya, pasti saya hitung kembali. Dengan asumsi saya sendiri. Karena seringkali asumsi nya over-optimistic dan tidak realistis. Cara terbaik adalah dengan melakukan cross-check dengan dunia nyata. Misalnya jika calon mitra mengaku usaha tersebut revenue perbulannya sekian milyar, maka coba cek usaha sejenis, apa betul angka tadi masuk akal. Dengan sedikit survey, maka Anda akan memiliki perhitungan yang lebih masuk akal.
Perhitungan yang luar biasa khayal biasanya menyangkut proyeksi pertumbuhan per tahun. Wah, bisa sangat indah. Tumbuh sekian puluh persen per tahun, BEP dalam sekian tahun. Dan seterusnya. Ingat, semua adalah berdasarkan asumsi. Hasilnya bisa sama sekali berbeda ketika asumsi berubah.
Keempat: Bicaralah dengan Mr. Spock dan Dr. Mc.Coy
Di film Star Trek, Kapten Kirk punya dua penasehat: Dr. Mc.Coy yang emosional, dan Mr. Spock yang logis. Ketika membuat keputusan Kirk sering bertanya kepada keduanya, untuk mendapat masukan yang balance.
Dalam berinvestasi Anda juga harus bertanya pada Spock dan Mc.Coy. Jangan hanya karena faktor emosi, Anda membuat keputusan investasi. Misalnya, karena memiliki ikatan batin atau terpesona kharisma mitra investasi, Anda rela melepas ratusan juta.
Atau Anda melakukan investasi hanya karena teman lain sudah melakukan. Anda tidak kuasa membayangkan teman Anda nanti akan kaya raya dari investasi yang ditawarkan, dan Anda takut ketinggalan miskin sendirian. Kata-kata “Yang lain sudah ambil nih, tinggal kamu saja ...” terngiang di telinga. Maka karena perasaan Anda tidak mau kalah, keputusan investasi diambil dengan cepat. Sebenarnya ini tidak salah, karena emosi manusia memang sesungguhnya membantu. Tapi tolong tanya juga Mr.Spock yang ada dalam diri Anda sendiri. Apakah investasi ini memang layak dilakukan? Apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal? Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan dana yang akan Anda keluarkan?
Terlebih kalau mitra investasi Anda menghimpun dana dari orang banyak. Tanyakan ke Spock, bagaimana dengan likuiditasnya? Bayangkan, calon mitra investasi Anda mengumpulkan uang dari banyak investor. Kemudian menginvestasikan dana yang terkumpul kedalam berbagai bentuk usaha dan investasi. Dan dapat dipastikan sebagian besar nvestasi yang dilakukan tidak likuid. Karena yang likuid (mudah menjadi kas kembali) paling hanya rekening bank, deposito dan investasi surat berharga yang marketabel dan dijual di pasar modal dan pasar uang.
Jadi misalnya 20% saja dari dana investor ditarik pada hari yang sama, mitra investasi Anda akan kolaps. Kenapa? Karena uang sudah menjadi asset tidak likuid, yang perlu waktu untuk kembali menjadi cash kembali. Bagaimana kalau yang menarik dana sebanyak 50%, 80%? Wah, bisa saya pastikan mitra investasi Anda akan mendadak sulit ditemui. Bukan karena soal itikad baik, namun memang secara logis, ada siklus “asset conversion cycle”, yang membuat kas tidak bisa ditarik begitu saja dengan cepat, apalagi dalam jumlah banyak.
Kelima: Miliki “Exit Strategy”
Semua investasi pada prinsipnya harus memiliki strategi untuk “keluar pada keadaan darurat”. Mirip pintu darurat pada pesawat terbang atau gedung-gedung perkantoran. Jika terjadi risiko yang tidak dikehendaki, melalui jalan mana Anda akan keluar dari investasi Anda. Investasi saham dan valas, punya pintu exit berupa batas untuk cut-loss. Misalnya kalau harga terus turun, di titik tertentu harus berani melepas supaya kerugian tidak semakin besar. Dalam hal ini exit strategy nya mudah, yaitu jual.
Property, emas, dsb, juga exit strategy nya adalah melepas dan memperoleh kembali kas, meskipun tidak 100% karena dipotong “realized loss”.
Bahkan bank, ketika memberikan pinjaman kepada debitur, selalu meminta kolateral untuk memback-up pinjaman yang diberikan. Kalau debitur tidak mampu membayar, maka exit strategy nya adalah dengan mengeksekusi kolateral.
Anda bisa menilai sendiri, apakah investasi yang Anda lakukan memiliki exit strategy? Bagaimana jika mitra investasi tidak mampu membayar hasil investasi yang dijanjikan. Atau malah lebih gawat lagi tidak mampu membayar pokok investasi nya? Apa yang dapat dilakukan untuk memperoleh kembali kas yang Anda tanam?
Investasi yang tanpa exit strategy sama saja dengan pesawat tanpa pintu darurat.
Kalau setelah melewati lima meja di atas, Anda yakin investasi Anda layak dilaksanakan, maka lakukan saja. Banyak yang mengatakan bahwa dalam berinvestasi, jangan menaruh telur di keranjang yang sama. Itu betul. Namun tidak cukup. Lima langkah di atas saya maksudkan untuk memastikan bahwa kita tidak menaruh telur di keranjang yang sama, dan pastinya bukan keranjang yang jebol.
Selasa, 27 Oktober 2009
MEMIMPIN DENGAN HATI
Persoalan yang sering muncul dalam sebuah usaha adalah perpindahan karyawan. Tidak urung kadang kala pindahnya seorang karyawan apalagi jika karyawan berbakat sedikit banyak akan menimbulkan goncangan di perusahaan atau komunitas tersebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar?
Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Gallup Organization. Penelitian ini mensurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul First Break All the Rules. Penemuannya adalah sebagai berikut: Jika orang-orang yang bagus meninggalkan perusahaan, lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen mereka. Lebih dari alasan apapun, dia adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam organisasi. Dan dia adalah alasan mengapa mereka berhenti, membawa pengetahuan, pengalaman, dan relasi bersama mereka. Biasanya langsung ke pesaing. Orang meninggalkan manajer/direktur anda, bukan perusahaan, tulis Marcus Buckingham dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the Rules.
Pakar SDM menyatakan bahwa dari semua bentuk tekanan, karyawan menganggap penghinaan di depan umum adalah hal yang paling tidak bisa diterima. Pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi pikiran untuk melakukannya telah tertanam. Pada saat yang kedua, pikiran itu diperkuat. Saat yang ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain. Ketika orang tidak bisa membalas kemarahan secara terbuka, mereka melakukannya dengan serangan pasif, seperti: dengan membandel dan memperlambat kerja, dengan melakukan apa yang diperintahkan saja dan tidak memberi lebih, juga dengan tidak menyampaikan informasi yang krusial kepada sang bos atau atasanya langsung. Jika ini terjadi maka yang paling dirugikan adalah Perusahaan. Apapun upaya yang dilakukan oleh Perusahaan untuk menahan karyawan tersebut, bahkan dalam bentuk memberikan penghargaan kerja yang setinggi-tingginya tetap akan sia-sia.
Belajar dari hasil penelitian tersebut di atas, bagi pelaku usaha skala UMKM, dimana kebanyakan atasan langsung karyawan adalah juga pemilik usaha, prinsip memimpin dengan hati sepertinya cocok untuk menghindari seringnya perpindahan karyawan dalam perusahaan kita. Usahakan kita melakukan komunikasi dengan karyawan sesering mungkin. Buka pintu kantor atau rumah kita selebar mungkin untuk mendengarkan usulan, masukan bahkan keluhan karyawab kita dan ajak mereka berbicara dari hati ke hati. Jangan perlakukan karyawan hanya sekedar sebagai factor produksi saja. Memang setiap permasalahan belum tentu dapat dipecahkan atau seriap usulan belum tentu dapat diterima dan di aplikasikan, akan tetapi minimal, jika kita mau berbicara secara baik-baik kepada mereka, perasaan dihargai dari seorang karyawan akan muncul. Dan imbasnya adalah menghilangkan perasaan ataupun pikiran yang tidak-tidak terhadap atasan. Melakukan komunikasi kepada karyawan dari hati ke hati juga dapat menghindarkan kita membuat keputusan untuk main pecat terhadap karyawan, jika karyawan tersebut performa-nya kurang memuaskan.
Disamping Prinsip memimpin dengan hati ini, untuk mengelola karyawan kita dapat juga mengaplikasikan prinsip 4F yaitu fair, frank firm and friendly atau adil, terus terang, tegas namun tetap bersahabat, seperti dalam tulisan saya terdahulu. Prinsip kehati-hatian dalam mengelola karyawan sangat perlu untuk menunjang usaha kita. Ada beberapa keuntungan yang akan kita peroleh jika kita tepat dalam mengelola karyawan, yaitu:
1. Mengirit biaya pengembangan SDM. Karena jika sering terjadi pergantian karyawan maka kita harus mengeluarkan biaya lagi untuk pelatihan dan sebagianya untuk karyawab baru.
2. Waktu yang ada bisa digunakan untuk mengembangkan hal-hal lain di perusahaan, seperti inovasi produk dan perluasan pemasaran.
3. Meningkatkan citra perusahaan, sebagai perusahaan yang mempunyai team building yang kuat dan kondisi kerja yang kondusif.
Jika anda sebagai pengusaha ataupun atasan yang membawahi banyak karyawan, sudah menerapkan jurus-jurus tersebut, akan tetapi masih juga sering terjadai arus keluar masuk yang tinggi, maka anda sebagai atasan ataupun komandan harus berani untuk koreksi diri anda sendiri. Bukankah kata Napoleon Bonaparte TIDAK ADA PRAJURIT YANG JELEK, YANG ADA DALAH JENDRAL YANG BODOH.
Kira-kira kalo diterapkan di TDA untuk mengelola pengurus dan anggota bisa gak yha??? Au… ah.. gelap.
Senin, 19 Oktober 2009
BUILD PEOPLE THEN PEOPLE WILL BUILD THE BUSINESS
Menurut Nur Kuntjoro seorang Profit Improvement and Turnaround Consultant dalam bukunya THINKING OUT OF THE BOX FOR PROFIT, salah satu rahasia dalam melakukan turnaround and quantum leap sebuah perusahaan untuk mencapai sustanaible growth dan suistanable profit, adalah menerapkan prinsip “build people then people will build the business”. Selasa, 06 Oktober 2009
TIDAK PENTING DI QUADRANT MANA ANDA BERADA
Kamis, 03 September 2009
THINKING OUT OF THE BOX FOR PROFIT
Senin, 31 Agustus 2009
BERJUALAN ITU NIKMAT
Jualan… jualan.. jualan…, itulah teriakan anakku Afra (3 th) saat ikut menjaga stand Bazar Agustusan kemarin di Komplek sekaligus menyambut bulan Ramadhan. Stand Ukuran 3 x 4 M itu kami isi dengan dagangan apa saja yang masih tersisa stocknya, mulai dari Batik, Kerudung Sulam, Kaos Muslimah Oasis sampai pembersih rumah tangga curah. Dengan market cuma penghuni kompleks Jatibening Estate dan masyarakat sekitar kompleks, sebenarnya saat ikut bazaar kami tidak mengharpakan untung yang banyak, yang penting ikut meramaikan kegiatan kompleks dan yang lebih penting adalah menjaga semangat berwirausaha dan jualan.
Bagi anda yang belum pernah ikut bazar, saya sarankan ikut bazar. Salah seorang teman di TDA Bekasi, Mas Eko June, pernah menulis bahwa jualan secara langsung seperti ikut bazaar merupakan cara paling efektif untuk menghancurkan blocking mental kita. Saya setuju dengan hal tersebut, karena bagi yang jualannya cuma melalui on line dan tidak mempunyai gerai atau toko offline, saya yakin anda belum terbebas sepenuhnya dari blocking mental anda.
Pengalaman berjualan secara langsung melalui bazar kemarin bukan yang pertama saya alami. Pengalaman berjualan secara langsung saya setelah menikmati zona nyaman sebagai karyawan adalah saat baru saja keluar dari sebuah perusahaan Tbk. yang tergolong besar dengan jabatan terakhir sebagai deputy corporate legal manager. Waktu itu saya dari pintu ke pintu dan dari warung ke warung menawarkan pembersih rumah tangga curah bersama istri saya dan anak saya Afra yangwaktu itu berumur 2 tahun. Ada perasaan campur aduk yang saya rasakan waktu itu, apalagi kalo baru mau kasih brosur aja sudah ditolak, rasanya sakit hati, lebih sakit hati dari pada saat cinta ditolak he.. he..
Tapi rasanya senang sekali jika ada orang yang beli, padahal waktu itu keuntungannya cuma 1.000 perak/liter, tapi rasanya Subhanallah, seperti anak kecil yang dapat mainan. Rasa senang itu saya rasakan sampai dengan sekarang, saya ingat saat ikut bazar, kalo ada orang beli setelah transaksi selesai saya senyum-senyum sendiri, sampai-sampai penjaga stand sebelah saya terbengong-bengong. Tapi saya tidak peduli, walaupun kalo di bazar untung per pcs paling cuma 5.000 perak, tapi rasanya saya ikut bahagia sekali melihat pembeli saya juga bahagia, berhasil mendapatkan barang yang diinginkan dan di tambah rasa senang bisa nawar dengan sukses.
Perasaan itu juga saya rasakan kalo ada pembeli yang langsung datang ke rumah untuk membeli barang setelah melihat barang di webstore saya, lalu kemudian beli, biasanya saya kasih harga khusus juga, hitung2 bonus silaturahmi ke rumah. Akan tetapi perasaan itu tidak saya rasakan kalo pembelian melalui online, via email atau telp. kemudian barang saya kirim, walaupun tetap senang dan bersyukur Alhamdulillah, tapi ternyata rasa itu hanya sebatas itu saja tidak ada perasaan lebih selain senang barang laku dan mendapatkan uang.
Jadi bagi yang belum pernah jualan langsung face to facedengan customer, ada baiknya di coba, disana kita akan mendapat banyak kenikmatan, selain melatih kesantunan kita dalam menjelaskan dan melayani pelanggan, karena tidak dapat bersandiwara karena berhadapan langsung, bisa berslaturahmi dan menambah kenalan dan yang paling penting menghilangkan rasa malu, jengah ataupun minder untuk menjual sesuatu, karena menawarkan dan menjual adalah inti dari berwirausaha. Selamat mencoba, saya sudah pernah dan berani, saya yakin anda juga berani dan bisa.
Selasa, 18 Agustus 2009
MENGENAL PRINSIP-PRINSIP DALAM TRANSAKSI SYARI'AH
Senin, 10 Agustus 2009
BELAJAR DARI FILOSOFI POHON JATI
Jumat, 17 Juli 2009
TERNYATA GAJI PERTAMA TAK SENIKMAT GAJI TERAKHIR
Rabu, 24 Juni 2009
DIMANA HATIMU BERADA, DISANALAH HARTAMU
Senin, 18 Mei 2009
RESOLUSI BERSYARAT
Pada setiap pergantian tahun pertanyaan yang sering kita jumpai adalah “apa resolusi anda untuk tahun depan?” atau “anda sudah buat resolusi untuk tahun yang akna dating belum” dan beragama pertanyaan lain yang intinya menanyakan apa yang akan anda tuju dan ingin anda capai tahun depan. Bahkan sebagian orang jauh-jauh hari sebelum akhi tahun sudah mencanangkan resolusi untuk tahun depanya, misalnya “Mulai tahun 2010 saya mau memulai bisnis” atau “Mulai tahun 2010 saya mau merubah diri saya sendiri menjadi lebih baik”.
Dari contoh resolusi-resolusi yang saya sebutkan di atas ada syarat yang harus dipenuhi atas resolusi tersebut yaitu pergantian tahun. Contoh resolusi bersyarat lainya yang sering saya dengar dari teman-teman sekitar saya yang muslim adalah seperti “saya mau naik haji kalo sudah sanggup menunaikan sholat lima waktu tanpa ada yang putus” atau “mulai bulan romadhon tahun ini saya mau memperbanyak sodhaqoh dan menunaikan sholat lima waktu dengan lebih baik”.
Pada intinya sering kali kita membuat resolusi yang digantungkan syarat tertentu seperti waktu (tahun baru, bulan romadhon, ulang tahun dsb) atau kejadian tertentu (kalo sudah rajin sholat, kalo gaji sudah sekian, naik haji, dsb). Pertanyaan yang kemudian dapat kita lontarkan, termasuk kepada diri kita sendiri adalah “mengapa harus menunggu sesuatu untuk melakukan sesuatu?. Jika kita dapat melakukan resolusi kita sekarang tanpa syarat apapun, mengapa tidak kita lakukan sekarang, minimal melakukan yang kecil-kecil terlebih dahulu.
1. Untuk gagah-gagahan saja, yaitu ikut trend orang sekitar kita, minimal untuk pergaulan, sehingga kalo ditanya orang lain, diakhir tahun apa resolusi untuk tahun, minimal sudah punya resolusi walaupun tidak akan dijalani.
2. Tidak pede atau tidak yakin terhadap resolusi diri kita sendiri, sehingga kadang untuk memulainya saja sudah malas atau sambil mencari jalan pintas untuk langsung mencapai hal besar tanpa mau melakukan hal yang kecil. Padahal itu tidak mungkin, karena sudah jadi sunah Allah, suatu hal yang besar selalu dari yang kecil, sebagai contoh adalah diri kita sendiri dari bayi dulu baru dewasa; atau
3. Justru orang tersebut sudah punya rencana, sehingga memang resolusi bersyarat tersebut merupakan tahapan dalam hidup yang bersangkutan selanjutnya. Jika kita type yang seperti ini maka kita sudah di jalan yang benar, tapi artinya kita sudah mempunyai rencan-rencana dan resolusi-resolusi lain sebelumnya yang sudah kita jalankan dan sifatnya saling sambung menyambung dalam hidup kita.
Hanya saja jika kita membuat resolusi bersyarat, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Umur. Kita tidak bisa memastikan apakah saat syarat tersebut terpenuhi kita masiha adaatau tidak untuk melaksanakan resolusi kita tersebut di atas.
2. Semangat. Pastikan bahwa semangat kita untuk melaksanakan resolusi saat syaratnya terpenuhi masih sama kuatnya dengan saat kita membuat resolusi tersebut. Karena kebanyakan justru kita sudah lelah terlebih dahulu setelah melakukan hal-hal untuk memenuhi persyaratan kita sendiri dan pada gilirannya saat harus memulai pekerjaan yang sesungguhnya yang merupakan inti resolusi tersebut, kita justru sudah loyo.
3. Kesempatan. Pastikan bahwa peluang untuk melaksanakan resolusi tersebut masih tetap relevan saat syarat terpenuhi. Karena sering jika resolusi kita tersebut berupa ide bisnis, maka ide tersebut sudah di jalankan terlebih dahulu oleh orang lain selama kita menunggu terpenuhinya syarat tersebut, sehingga kita tidak bisa menjadi yang pertama.
Jadi jika kita bisa melakukannnya sekarang, mengapa harus menunggu sesuatu atau menetapkan syarat-syarat tertentu untuk melaksanakan tujuan-tujuan hidup kita.
Selamat take Action and miracle will happen.
Senin, 30 Maret 2009
TERNAK SAPI, ANTARA INVESTASI DAN MENOLONG PETERNAK SAPI
- Masa investasi 1,2 tahun.
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 4,5 juta (8 juta - 3,5 juta) dibagi dua antara pemodal dengan peternak, jadi masing-masing mendapat 2,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 2,25 juta atau sekitar 65% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh.
Jika kita mau bersabar sedikit untuk tidak jual sapi pada masa dara birahi seperti diatas, maka kita dapat menunggu sampai sapi tersebut hamil, hanya saja lebih panjang jangka waktunya. Kehamilan sapi akan dilakukan dengan IB (inseminasi buatan), yang biasanya dilakukan setelah sapi birahi, dengan asusmi sapi langsung hamil, maka pada umur 1,7 tahun sapi akan mulai hamil (FYI masa hamil sapi adalah 9 bulan). Harga sapi hamil akan mencapai harga tertinggi jika kehamilannya sudah mencapai diatas 7 bulan. Saya mengambil asumsi menjual sapi pada usia kehamilan 8 bulan, maka sapi akan saya jual pada umur 2,5 tahun, pada saat itu harga sapi berkisar antara 12 juta - 14 jutaan, dan yang kita dapatkan adalah (dengan asumsi harga sapi 12 juta) :
- Masa investasi 2,1 tahun
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 8,5 juta (12 juta - 3,5 juta) dibagi dua, jadi peternak dan pemodal masing-masing mendapat 4,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 4,25 juta atau sekitar 120% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh. (jika harga sapinya 14 juta, bahkan biasa lebih jika anaknya betina, yha hitung sendiri he.. he..)
Jika kita ingin meneruskan investasi sampai dengan anak sapinya lahir, maka pembagiannya menjadi sebagai berikut:
- Sapi Induk menjadi milik berdua (dengan ketentuan nilai sapi induk saat ini dikurangi nilai modal awal, misal nilai sapi induk adalah 10 juta, maka kepemilikan peternak atas sapi induk adalah adalah (50% x 10 juta) - (modal awal), sedang sisanya milik pemodal).
- Anak pertama menjadi milik Pemodal dan harus dipelihara oleh Peternak.
- Susu hasil dari sapi induk menjadi hak peternak.
- Anak Kedua adalah milik peternak dan susu tetap hak peternak, dst.
Saya tidak merekomendasikan untuk memelihara sapi sampai beranak, karena dari hitungan investasi akan tambah ruwet, rawan ribut dengan mitra peternak kita dan resikonya lebih besar, terutama saat sapi induk melahirkan, disamping itu peternak juga biasanya lebih senang sapi dijual saat dara birahi atau hamil, karena mereka juga ingin uangnya secepatnya.
Resiko dari beternak sapi yang dihadapi adalah :
- Kematian Sapi. Tapi resiko ini minim (kecuali mati karena memang sudah takdirnya), karena untuk daerah malang dan sekitarnya, merupakan sentra sapi perah dan diawasi dengan ketat dan serius oleh dinas peternakan setempat dan sudah ada pemeriksaan atas sapi secara rutin dari dinas setempat.
- Cacat baik bentuk tubuh maupun genetik. Cacat bentuk tubuh sehingga sapi tidak dapat tumbuh semestinya ataupun cacat genetika sehingga sapi sulit hamil.
- Ketersediaan pakan. Pakan utama sapai perah adalah rumput gajah (orang malang bilang kolonjono), saking banyaknya peternak sapi, rumput gajah yang tersedia mauapun hijauan lain kadang tidak mencukupi, sehingga di sentra sapai di Malang (pujon dan Ngantang) harga rumput gajah mahal. (ini juga peluang bisnis rek, bikin pakan ternak kering).
- mitra peternak yang nakal (kalo ini cari sendiri yha he.. he..)
Selama masa pembesaran sapi, seluruh biaya pakan, IB dan kesehatan ditanggung oleh peternak, tentunya timbul pertanyaan apakah peternaknya tidak rugi? Dari hasil perbincangan dengan peternak, mereka justru senang jika ada yang mau kerjasama dengan mereka dalam bentuk ini, karena memelihara sapi bagi mereka biasanya termasuk usaha tambahan, karena biasanya mereka juga punya ladang yang ditanami tanaman lain, selain rumput gajah untuk ternak mereka. Fakta lain kenapa peternak senang dengan sistem ini adalah karena ternak mereka dari hasil susu tidak memberikan penghasilan yang memadai. Susu biasanya ditampung oleh KUD untuk kemudian disalurkan ke pabrik susu (nestle dan indomilik). Hanya saja KUD memberikan harga murah untuk susu peternak, padahal peternak mengambil vitamin dan obat dari KUD dengan harga tinggi. Pada hari pembayaran susu (seminggu sekali biasanya) hasil susu yang disetor selama seminggu akan langsung dipotong dengan harga vitamin dan obat yang telah dimabil dan sisanya biasanya sangat tidak memadai. Untuk sapi pada periode belum menghasilksn susu, pemakaian vitamin dan obat minim, yang banyak adalah pakan yang bisa dicari secara gratis, sehingga jikapun ada pengeluaran untuk vitamin dan obat (pakan jika terpaksa), peternak tetap mendapatakn hasil yang bagus setelah bagi hasil tersebut dibagi dengan pemodal, justru ini pendapatan terbesar mereka.
Tulisan ini bukan nasehat investasi, tapi jika anda tertarik silahkan mencoba dan pastikan mitra peternak anda jujur dan terpercaya. Silahkan Action..........