Sekitar 2 bulanan yang lalu, sepulang dari Kantor, istri saya cerita bahwa ada telp. ke rumah dari staff sebuah Bank plat merah Tbk. Staff tersebut meminta istri saya tanya apakah saya masih mau bergabung dengan bank tersebut untuk menjadi senior legal staff, tentunya tak lupa dengan dibumbui cerita tentang gaji, remunerasi dan fasilitas lainnya yang bisa didapat jika saya mau menerima tawaran tersebut, yang kalo dihitung-hitung tiap bulan bisa untuk hidup nyaman, plus sisanya cukup untuk beli sepeda motor merek terkenal...
Tawaran untuk tetap bertahan di zona nyaman tidak hanya datang dari bank tersebut, beberapa waktu sebelumnya ada teman telp. juga menawari jabatan Deputy Legal Manager di salah satu anak perusahaan group perusahaan outomotif terbesar di Indonesia. Godaan zona nyaman dan ketakutan untuk meninggalkannya memang sangat dahsyat, saya termasuk orang yang takut meninggalkannya.
Sangat berat memang untuk menolak suatu pekerjaan yang bagi sebagian orang sangat didambakan tersebut, yang pertama saya lakukan adalah istighfar semoga ini bukan bentuk penolakan terhadap rizki dari Allah, tapi hanya satu ujian atas satu tekad yang memang sudah diniatkan, yaitu keluar dari zona nyaman dan menjadi TDA, agar dapat membantu orang lain untuk bersama-sama menjadi pelaku usaha mauapun membantu membuka lowongan pekerjaan bagi sesama jika nantinya usaha saya sudah besar.
Sebenarnya menjadi wirausahawan bukan hal yang aneh bagi saya, sebagai orang Pekalongan yang merupakan daerah dengan budaya pedagang, begitu lahir jebrol virus wirausaha langsung menular bagaikan wabah di dalam gen setiap orang pekalongan termasuk saya, bahkan ada guyonan orang pekalongan itu begitu lahir langsung disuruh jualan batik sama orang tuanya. Saya ingat dari kecil untuk mendapatkan uang selain uang saku, harus bekerja mulai dari membantu pasang kancing, menggunting benang2 di pakaian yang akan dipacking, sampai melipat pakaian dan memasukan pakaian ke plastik packaging dengan upah tertentu. Kalo bulan Ramadhan tiba, saya jualan jajanan kecil dan petasan bahkan pada waktu kuliah di malang (tahun 1996-2000) penghasilan saya dari bisnis kecil-kecilan dua kali lipat dari kiriman bulanan saya.
Perjuangan untuk kembali ke mindset awal, menjadi TDA sedang saya jalani, walaupun ketakutan-ketakutan itu tetap ada dan menghantui. Langkah besar yang pertama saya ambil adalah keluar dari sebuah PT. Tbk., satu tahun yang lalu, walaupun jabatan saya sudah cukup tinggi sebagai deputy corporate legal manager dengan gaji 8 digit, alhamdulillah dengan dukungan keluarga saya kuat menjalaninya. Alhamdulillah sampai dengan saat ini saya masih kuat mempertahankan mind set awal untuk menjadi TDA, walaupun penghasilan saya terjun bebas hanya sepertiga dari gaji terakhir di PT. Tbk., tapi Rizki saya diganti oleh Allah dalam bentuk yang lain yaitu bertambahnya teman dan silaturrahmi terutama dengan teman-teman TDA, bertambahnya ilmu tentang usaha beserta trick-tricknya, bertambahnya keyakinan bahwa 9 dari 10 pintu rizki itu di peruntukan oleh Allah bagi orang yang berdagang, bertambahnya semangat untuk berbagi dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menurut saya adalah rizki yang tidak ternilai dengan uang.
Dan cita-cita menjadi TDA sudah mulai ditunjukan jalannya oleh Allah, saya sudah buka toko online di www.tokobajucantik.com dan www.tokobajucantik.blogspot.com, jika tidak ada halangan satu bulan kedepan akan bersama 3 rekan sejawat akan membuka kantor konsultan hukum baru dan sedang prospek satu usaha lagi dibidang fashion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar