Kamis, 21 November 2013

MEMBACA LAPORAN FINANSIAL USAHA


Laporan Finansial Usaha, baik berupa laporan keuangan, pencatatan aktifitas harian usaha, data konsumen, catatan stock barang, laba rugi ataupun neraca merupakan laporan yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Tanpa laporan-laporan tersebut bisa dipastikan kita akan kesulitan utnuk mengembangkan usaha kita. Ibaratnya orang berjalan, seperti berjalan dalam gelap tanpa lampu penerangan.

Dibanyak kasus yang saya temui, banyak kawan-kawan yang pede usahanya maju pesat hanya dengan melihat omset-nya yang lumayana gede. Tapi setelah dijalani sekian lama, dia sendiri juga bingung, dengan omset segitu yang dia dapatkan, ternayat tidak ada pertambahan kekayaan pribadi diakhir periode tertentu, bahkan keuangan pribadi malah menyusut tersedot untuk usaha. Ternyata setelah dibedah lebih lanjut dan rinci, usaha dia hanya menghasilkan omset tidak menghasilkan margin, bahkan cenderung minus.

Tulisan dibawah ini bukan utnuk memberikan bagaimana cara kita menyusun sebuah laporan finansial usaha. Karena untuk membuta sebuah laporan finansial usaha adalah sangat mudah, tinggal apakah kita mau atau tidak melakukan pencatatan, itu saja kuncinya. Tulisan tapi satu berikutnya yang harus dimegerti oleh pelaku usaha setelah kita mempunyai laporan finansial tersebut. Apa itu?? Yaitu bagaimana kita membaca dan menggunankan laporan finansial tersebut, sehingga tidak hanya berupa angka-angka di atas kertas saja. Banyak hal yang bisa kita dapat dari mebaca laporan finansial usaha, dibawah ini sedikit diantara hal tersebut.

1.         Mengetahui Hukum Pareto dalam usaha kita

Jika anda melakukan pencatatan harian terhadap arus barang yang terjual secara detail dan hari itu tiap barang menghasilkan angka penjualan berapa maka anda dapat mengetahui hukum pareto dalam usaha kita. Hukum Pareto, dengan sedikit modifikasi kurang lebih berbunyi “kadang 80% penghasilan kita dihasilkan dari 20% barang yang kita jual atau 20% dari total jumlah konsumen kita”. Silahkan anda jumlahkan seluruh items dari barang yang anda jual selama periode tertentu, misal 12 bulan. Lalu buat prosentase masing-masing barang yang kita jual di periode tersebut menyumbang berapa persen dari total omset kita selama periode itu.

Prosentase tersebut yang disebut hukum pareto dalam usaha kita. Lalu apa gunanya untuk usaha kita?? Jika kita sudah tahu masing-masing prosentase penjualan barang kita, maka kita harusnya sudah bisa mengetahui apa barang yang harus saya stock banyak-banyak, apa yang harus distock sedikit dan apa yang tidak usah distock. Disamping itu juga untuk mengetahui barang apa saja yang masih harus dipromosikan secara masif dari barang kita atau apa yang promo-nya cukup biasa-biasa saja. Dan masih banyak manfaatnya lagi.


2.         Mengetahui persepsi pelanggan tentang usaha kita.

Bagi yang usahanya menjual/memproduksi banyak barang dan belum fokus terhadap satu hal, kita dapat mulai mengetahui sebenarnya apa persepsi pelanggan yang selama ini beli barang sama kita, dari pareto penjualan barang-barang. Misal bagi yang berjualan busana muslim, mengingat banyak sekali busana muslim yang kita jual, misalnya dari pareto barang-barang jualan kita yang paling banyak adalah busana muslim untuk anak, maka ada baiknya kita mulai fokus untuk membesarkan jualan busana muslim anak tersebut. Bisa jadi pelanggan-pelanggan kita puas dengan busana muslim anak yang kita jual/produksi dan merekomendasikannya ke teman-temannya. Sehingga dalam persepsi mereka, tempat kita adalah tempat jualan busana muslim anak yang bagus. Jika kita sudah tahu apa persepsi konsumen tentang usaha kita, maka akan mempermudah kita dalam melakukan branding ataupun promosi lebih lanjut tentang usaha kit.

3.         Menentukan anggaran dan alokasi biaya untuk belanja produk dan stock barang.    

Dari laporan penjualan harian juga, kita bisa melihat barang yang fast moving ataupun yang susah laku. Ini akan membantu kita dalam menetukan skala prioritas belanja kita dan menentukan stock barang yang selalu harus ada di gudang kita, harus beli banyak atau cukup beli sedikit sekedar untuk varian jualan saja. Jadi belanja kita tiap minggu/bulan dapat lebih fokus menentukan harus beli apa. Untuk yang berusaha dibidang kuliner, akan membantu untuk penghematan, terutama utnuk bahan baku kuliner yang mudah busuk.

Sebenarnya kegunaan laporan finansial usaha kita apapun bentuknya mempunyai manafaat yang sangat banyak dan akan sangat membantu kita menentukan arah perjalanan usaha kita selanjutnya. Yang saya uraikan di atas hanyalah contoh kecil cara membaca laporan finansial untuk mengembangkan usaha kita.

Untuk itu, ayo mulai lakukan pencatatan setiap aktifitas usaha kita, baik yang berupa rencana action, saat pelaksanaan action maupun setelah action selesai dilakukan. Lalu buat laporan, evaluasi dan ambil hikmahnya dari setiap laporan tersebut.

Semoga bermanfaat....