Ada seorang teman yang memposting
dihalaman fesbuk-nya, kira-kira isinya begini “Saya semalam sholat tahajud dari
jam 2 sebanyak 12 rokaat, eh.. eh.. habis itu ketiduran jadi subuhnya lewat..
gak apa ah.. gak sholat subuh asal bisa Tahajud tiap malam”. Saya kasih komen,
kebalik mbak, mendhing gak usah tahajud tapi bisa sholat subuh, dari pada
tahajud terus tapi subuhnya lewat. Kenapa saya jawab begitu?
Ini masalah prioritas, Tahajud
adalah ibadah sunah, yang kalo dikerjakan dapat pahala, tapi kalo kita tidak mengerjakan
tidak berdosa. Beda dengan sholat subuh, yang merupakan ibadah wajib, kalo
tidak dikerjakan kita berdosa. Jelas dalam urutan prioritas, ibadah wajib di
atas ibadah sunah dalam kita menjalankannya.
Tidak hanya dalam beribadah, menurut saya, membuat sebuah prioritas dalam
kehidupan sehari-hari adalah sangat penting. Misalnya dalam keseharian kita,
apakah kita mau beli mobil dulu atau mau beli rumah dulu?? Atau dalam menjalankan
usaha kita, apakah kita mau melengkapi alat produksi dulu atau dananya
digunakan untuk promosi dan marketing dulu.
Prioritas sendiri menurut kamus
besar bahasa Indonesia, mempunyai pengertian yang didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain. Lalu bagaimana
kita harus membuat sebuah urutan prioritas? Kita dapat menggunakan tolak ukur, “apa
yang menjadi kebutuhan kita”. . Unttk itu kita harus benar-benar tahu apa
kebutuhan kita, lalu kita dapat membuat
urutan dari kebutuhan yang paling urgent sampai yang gak penting Jika kita
ingin membuat usaha, kira-kira hal dasar apa yang kita butuhkan agar usaha kita
jalan. Misalnya, kita ingin membuat usaha bakso, maka prioritas kebutuhan utama
kita adalah gerobak dorong atau sepeda untuk sarana keliling, dandang bakso dan
kompor, mangkok dan sendok, serta tempat bakso, mie dan/atau tahu. Kita tidak perlu membeli mesin giling adonan
bakso, karena kita masih bisa ke pasar untuk menggunakan jasa penggilingan.
Kita juga tidak perlu punya mesin pencetak bakso terlebih dahulu, karena masih
bisa dicetak dengan manual pakai tangan, sepanjang omset kita masih terjangkau.
Begitu juga dalam menggunakan pendapatan kita sehari-hari,
prioritas mesti dibuat, agar pendapatn kita tidak terbuang percuma. Agar kita
konsisten kita dapat menuliskan urutan prioritas dalam sebuah kertas sebagai
pengingat, Misal kita buat urutan sebagai berikut:
1.
Untuk menabung 15% dari penghasilan.
2.
Membeli beras, lauk pauk, bumbu dapur, teh, kopi, gula, sabun, detergen.
3.
Bayar SPP anak sekolah, listrik dan telp.
4.
Jalan-jalan dan makam diluar.
5.
Sedekah.
Urutan di atas, hanyalah ilustrasi saja, tentunya
kebutuhan utama setiap orang berbeda dan memungkinkan urutan prioritasnya juga
berbeda.
Jadi selamat mengenali apa kebutuhan kita dan ada diurutan
berapa kebutuhan kita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar