Rabu, 13 Juni 2012

PRIORITAS


Ada seorang teman yang memposting dihalaman fesbuk-nya, kira-kira isinya begini “Saya semalam sholat tahajud dari jam 2 sebanyak 12 rokaat, eh.. eh.. habis itu ketiduran jadi subuhnya lewat.. gak apa ah.. gak sholat subuh asal bisa Tahajud tiap malam”. Saya kasih komen, kebalik mbak, mendhing gak usah tahajud tapi bisa sholat subuh, dari pada tahajud terus tapi subuhnya lewat. Kenapa saya jawab begitu?

Ini masalah prioritas, Tahajud adalah ibadah sunah, yang kalo dikerjakan dapat pahala, tapi kalo kita tidak mengerjakan tidak berdosa. Beda dengan sholat subuh, yang merupakan ibadah wajib, kalo tidak dikerjakan kita berdosa. Jelas dalam urutan prioritas, ibadah wajib di atas ibadah sunah dalam kita menjalankannya.

Tidak hanya dalam beribadah,  menurut saya, membuat sebuah prioritas dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting. Misalnya dalam keseharian kita, apakah kita mau beli mobil dulu atau mau beli rumah dulu?? Atau dalam menjalankan usaha kita, apakah kita mau melengkapi alat produksi dulu atau dananya digunakan untuk promosi dan marketing dulu.

Prioritas sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia, mempunyai pengertian yang didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain. Lalu bagaimana kita harus membuat sebuah urutan prioritas? Kita dapat menggunakan tolak ukur, “apa yang menjadi kebutuhan kita”. . Unttk itu kita harus benar-benar tahu apa kebutuhan kita, lalu  kita dapat membuat urutan dari kebutuhan yang paling urgent sampai yang gak penting Jika kita ingin membuat usaha, kira-kira hal dasar apa yang kita butuhkan agar usaha kita jalan. Misalnya, kita ingin membuat usaha bakso, maka prioritas kebutuhan utama kita adalah gerobak dorong atau sepeda untuk sarana keliling, dandang bakso dan kompor, mangkok dan sendok, serta tempat bakso, mie dan/atau tahu.  Kita tidak perlu membeli mesin giling adonan bakso, karena kita masih bisa ke pasar untuk menggunakan jasa penggilingan. Kita juga tidak perlu punya mesin pencetak bakso terlebih dahulu, karena masih bisa dicetak dengan manual pakai tangan, sepanjang omset kita masih terjangkau.

Begitu juga dalam menggunakan pendapatan kita sehari-hari, prioritas mesti dibuat, agar pendapatn kita tidak terbuang percuma. Agar kita konsisten kita dapat menuliskan urutan prioritas dalam sebuah kertas sebagai pengingat, Misal kita buat urutan sebagai berikut:

1.              Untuk menabung 15% dari penghasilan.
2.              Membeli beras, lauk pauk, bumbu dapur, teh, kopi, gula, sabun, detergen.
3.              Bayar SPP anak sekolah, listrik dan telp.
4.              Jalan-jalan dan makam diluar.
5.              Sedekah.

Urutan di atas, hanyalah ilustrasi saja, tentunya kebutuhan utama setiap orang berbeda dan memungkinkan urutan prioritasnya juga berbeda.

Jadi selamat mengenali apa kebutuhan kita dan ada diurutan berapa kebutuhan kita tersebut.

Tidak ada komentar: