Krisis indentitas... dua kata yang sering
kita dengar , yang kadang dipakai untuk menggambarkan orang yang tidak percaya
diri. Tapi memang banyak orang yang tidak tahu identisa diri mereka sendiri.
Bahkan banyak juga orang yang tidak tahu sebenarnya apa yang mau mereka capai
di hari esok atau mereka mau menjadi orang seperti apa di hari esok.
Akibatnya?? Banyak orang yang hanya menjalani
hidup sesuai rutinitas sehari-hari saja. Bangun pagi, mandi, berangkat kerja,
pulang sore/malam, tidur, lalu bangun pagi lagi dan seterusnya... tanpa tahu apa
tujuan hidupnya dan hasil akhir apa yang harus dicapai dalam hidup ini.Orang
yang seperti itu, sebenarnya sudah “mati” hanya masih bernafas saja. Kenapa? Karena
hidupnya hanya menggunakan naluri kebiasaan sehari-hari saja, tanpa mau untuk
membuat perbedaan atau garis yang jelas dalam hidupnya. Padahal setiap orang
hidup ini dibekali dengan akal pikiran untuk menentukan tujuan hidup kita dan
untuk kemudian membuat rencana dan melaksanakan rencana tersebut demi mencapai
tujuan.
Identitas diri diperlukan agar kita tahu mau
jadi orang atau dikenang sebagai orang yang seperti apa kita dikemudian hari. Lalu
bagaimana cara untuk menentukan atau menetapkan identitas diri kita? Cara paling
gampang adalah dengan menggunakan nama kita sebagai langkah awal. Baik nama
lengkap atau nama panggilan. Sebagai contoh biar gampang, saya menggunakan nama
panggilan saya sendiri yaitu “ARYS” untuk menetapkan identitas diri saya.
Saya mendefinisikan ARYS adalah :
A – Amanah
R – Ramah
Y – Yakin
S – Syukur dan Sederhana.
Lalu kita jabarkan masing-masing identitas
nama kita tersebut atau membuat semacam daftar apa yang harus saya lakukan agar
saya menjadi orang yang seperti itu. Misal untuk mejadi orang yang Amanah, maka
saya harus : menyampaikan titipan/pesan orang secepatnya tanpa dikurangi atau
ditambahi. Dalam usaha saya harus tidak mengurangi timbangan atau takaran, dan
lain sebagainya. Atau untuk menjabarkan Syukur, maka saya harus : menerima
apapun yang diberikan oleh Allah, baik buruk ataupun baik dengan tangan terbuka
dan senyuman. Jika itu buruk maka saya harus introspeksi diri kenapa saya
mendapat sesuatu yang buruk, untuk kemudian saya ambil hikmah dan pelajaran
dibaliknya. Kalo baik saya akan berbagi dengan keluarga, tetangga dan
teman-teman yang lainnya yang membutuhkannya tanpa pamrih, dan lain sebagainya.
Mudah bukan membuat identitas diri?? Jika
anda belum mempunyai identitas diri, silahkan coba cara yang paling mudah yang
saya sampaikan di atas.
Selamat mencoba dan semoga sukses.