Rabu, 10 November 2010

BELAJAR DARI IKUT JUALAN DI EVENT BESAR

Ada rasa senang, kaget dan masih tidak percaya saat mendapat telephone dari EO penyelenggara konser musik yang diadakan salah satu perusahaan besar penghasil soft drink bersoda untuk mengisi stand food court dalam konser musik tersebut. Dalam konser yang mendatangkan band-band besar di Indonesia seperti Gigi, Naif maupun Kotak tersebut ditargekan dihadiri oleh 3000 penonton. Langsung saja otak ini menghitung omset yang bisa didapat, jika kita mentarget 10% saja dari penonton yang hadir atau 300 orang mau beli bakso, dengan harga jual 6 ribu per porsi, maka sudah terbayang omset sehari adalah 300 x 6.000 = Rp.1.800.000,-, jika margin adalah 50% dari omset untung jualan sehari dari jam 2 siang smp jam 10 malam adalah 900 ribu, mantap tho…he.. he..

Membayangkan hal tersebut, maka dengan semangat 45, langsung saja saya iyakan tawaran tersebut, apalagi mendapat stand gratis tanpa harus bayar apapun. Langusng saja persiapan dibuat, belanja ini dan itu dan cari karyawan lepas yang mau membantu jualan. Singkat kata hari Sabtu tanggal 6 November meluncur ke Lapangan D di Gelora Bung Karno Senayan tempat acara berlangsung. Disana ada sekitar 20 tenda food court, mulai dari Kebab Turki, Pempek, Burger sampai batagor.

Mulai habis dhuhur terlihat, sudah banyak penonton yang masuk ke dalam area konser musik. Penonton yang datang rata2 didominasi anak-anak muda dan remaja dengan dandanan standar anak band dan remaja gaul. Sempat terlintas pikiran buruk juga saat melihat penonton yang datang, dalam hati “kalo yang datang model begini, pada punya uang untuk jajan gak yha he.. he..”

Kekhawatiran itu semakin besar, karena sampai sekitar jam 4 sore, baru 1 orang yang datang untuk makan bakso kuah, sedangkan di stand samping kami yang menjual kebab turki mulai rame pembeli. Alhasil hanya bisa ngelus dada dan tidak henti-hentinya menenangkan pikiran untuk tetap berpikir positif. Berkah itu akhirnya datang menjelang maghrib, ada serombongan anak remaja yang dari tadi mondar-mandir melihat stand-stand food court dari ujung ke ujung, sepertinya membandingkan harga makanan yang ada, akhirnya yang dipilih adalah stand bakso baker barbeque, 3 porsi bakso kuah dan 2 porsi bakso bakarpun dipesan. Alhamdulillah setelah itu, stand kami mulai rame dengan pembeli, bahkan hingga jam 10 malam, masih ada aja yang datang untuk membeli bakso, total hampir 100 porsi terjual, walaupun kurang dari 1/3 dari target, kami tetap bersyukur.

Bagaimana dengan stand lain?? Dari perbincangan dengan mereka, ternyata omset mereka lebih jelek dari stand kami. Stand burger yang membawa 400 porsi hanya terjual kurang dari ¼-nya, Stand pempek juga terjual kurang dari 100 porsi begitu juga dengan batagor dan kebab turki. Padahal optimisme mereka saat menerima tawaran mengisi stand sama dengan kami, akan laris manis he.. he...

Lalu kenapa stand lain angka penjualannya dibawah kami?? Dari sekilas pengamatan, porsi kami lebih banyak dan sepertinya lebih mengenyangkan di perut. Dengan isi 3 butir bakso, mie kuning dan 2 pangsit goreng, maka cukup untuk menjadi pengganjal perut. Yang kedua harga makanan di stand kami paling murah hanya 6 ribu/porsi, sedang stand lain rata-rata harganya 10 ribu/porsi, yang menurut saya terlalu mahal untuk kantong anak band jalanan. Bahkan harga kami juga mengagetkan stand-stand disamping kami, mereka pikir kami juga menjual dengan harga 10 ribu juga, apalagi melihat porsi besar dalam satu mangkok bakso kami.

Yang jelas apapun hasilnya, banyak hal yang dapat kami petik dari ikut event tersebut, salah satunya adalah pentingnya menerpakan prinsip ”kenali calon pembelimu” sangat dianjurkan, ini penting agar kita bisa menentukan harga yang pas dikantong calon pembeli, sehingga walaupun harus menekan keuntungan, tapi kalo omset penjualan naik, maka otomatis untung juga akan datang dengan sendirinya. Ini mirip dengan saat kita mau membuka kios disuatu tempat, kita harus mengenal masyarakat sekitar kios kita berada, terutama harga wajar barang yang kita jual ditempat tersebut serta daya beli masyarakat sekitar.

Satu hal lain yang juga akhirnya saya sadari masih harus diperbaiki adalah dalam management penataan barang saat berada di lapak dan juga barang yang harus dibawa saat ngelapak. Ternyata masih banyak peralatan yang kami bawa tidak terpakai, karena memang berlebih, yang pada akhirnya membuat kami kebingunan harus ditaruh dimana, imbasnya adalah penataan barang kurang rapi, sehingga stand terlihat berantakan dan kurang bersih, padahal kami menjual makanan yang membutuhkan 2 hal tersebut, agar konsumen mau datang dan merasa nyaman mampir ke stand kita.

Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar: