Sabtu, 15 April 2017

DIMANA BUMI DIPIJAK DISANA LANGIT DIJUNJUNG

Suatu masa Imam Ahmad Bin Hambal atau yg dikenal sebagai Imam Hambali mengutus muridnya utk berdakwah di daerah Mesir. Setelah beberapa lama di panggil muridnya tersebut dan ditanyai bagaimana dakwahanya disana.

Sang Murid menjawab "bahwa disana mayoritas pengikut pendapat Imam syafii dan Imam Maliki. Jadi aku mengajak dan mengajari mereka sesuai pendapat anda sebagai Guruku.

Mendengar hal tersebut Imam Hambali menegur dan menasehati muridnya dan berkata " Bukan mereka yg harus ikut pendapatku, tapi kamu yang harus belajar fiqh nya Imam Syafii dan Imam Maliki dan menyesuaikan dengan penduduk Mesir.

Teguran dan nasehat Imam Hambali diatas sangat bijak dan menunjukan adab dan akhlak islami yg bagus. Bahwa jika kita adalah orang baru maka kita yg harus menyesuaikan dengan kebiasaan setempat bukan masyarakat yg harus mau ikut apa kata dan pendapat kita.

Yang terjadi di Indonesia dalam beragama saat ini byk sekali orang2 dari golongan tertentu memaksakan kehendaknya agar orang2 lama mengikuti apa mau mereka. Di Banyak pengajian2nya orang2 model begini memaksakan menggunakan ritual keagamaan versi mereka dan menghilangkan ritual keagamaan yg sdh dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.

Bahkan golongan tersebut kemudian sering kali merebut masjid dari masyarakat sekitar yg mendirikan masjid. Dengan dalil purifikasi agama, mereka secara puritan Mengkafirkan dan membid'ahkan ritual keagamaan yg sdh lama hidup dan dilaksanakan oleh Masyarakat.

Hal tersebut tentunya bertentangan dengan adab dan akhlak Imam Hambali yg di contohkan di atas.
Di Indonesia sendiri dikenal pepatah Dimana Bumi Dipijak, disitu langit di junjung. Yang kurang lebih artinya sama dengan nasehat Imam Hambali kepada muridnya yaitu dimana kita berada, kitalah yang harus menyesuaikan dengan masyarakata setempat bukan memaksa masyarakat yg menyesuaikan dengan kita.

Tidak ada komentar: