Pulang ke Malang adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Disamping mengunjungi mertua, juga bisa incip-incip banyak makanan enak seperti rujak cingur, pecel dan kawan-kawanya atau mengenang kembali romantisme masa kuliah beserta segala macam tetek bengeknya.
Saat pulang lebaran ke rumah mertua yang terletak sekitar 50 Km dari Kota Malang, hawa dingin dan hujan deras setiap hari menjadi teman sehari-hari. Tidak banyak yang berubah dari tempat mertua, hanya ada satu perubahan mencolok di desa rumah mertua yaitu berdirinya toko salah satu jaringan minimarket terkenal, di sebelah toko oom istri saya, hanya berjarak sekitar 2-3 toko saja. Dan kabarnya 1-2 bulan lagi, sang minimarket pesaing minimarket yang sudah ada juga akan hadir disitu, malah letkanya persis di samping toko om istri saya tersebut. Maklum kedua minimarket ini kayak metromini, kalo lihat ada yang ngetem dilokasi itu, maka langsung saja yang satunya ikut ngetem.
Iseng-iseng saya tanya om saya tentang omset tokonya setelah adanya minimarket tersebut. Dengan santainya dia menjawab, gak pengaruh, malah sekarang dia ada tempat kulakan dekat dan lebih murah dari pada harus kulakan ke Kota Malang yang lebih jauh dan mahal bensinya. Saat saya Tanya dimana tempat kulaka tersebut, dengan santainya dia menjawab, yha di Minimarket tersebut. Lho kok bisa?? Tanya saya sambil membayangkan apa justru gak lebih mahal jatuhnya harga.
Om istri saya cerita, bahwa dia selama ini mencermati metode jualan dan promosi dari minimarket tersebut. Minimarket itu selalu promosi dengan harga yang lebih murah dari tempat dia kulakan, akan tetapi hanya untuk 5-6 pak pembelian pertama saja dengan minimal pembelian satu orang pembeli 2 pak. Sebagai contoh adalah salah produk air mineral kemasan gelas, om istri saya jika kulakan di Malang sekitar Rp.11.000, minimarket tersebut jika sedang promosi harganya cuma Rp.10.500, sedang harga jual normal adalah Rp.15.000-Rp.16.000. Jika sedang ada promosi, maka dia akan beli langsung 5 pak di minimarket tersebut.
Seperti sudah saya tulis di atas, promosi di minimarket tersebut hanya untuk 5-6 pak pertama, sehingga setelah dibeli 5 pak oleh om istri saya dan anaknya, maka harga air minum kemasan di minimarket tersebut sudah kembali ke harga normal, karena jatah promosi sudah habis di beli om istri saya dan anaknya. Setelah minimarket kembali menjual air minum kemasan dengan harga normal, maka om istri saya juga akan menjual air minum hasil kulakan di minimarket tersebut dibawah harga normal minimarket tapi masih lebih tinggi dari harga kulakannya.
Jadi dia bisa ngirit biaya kulakan ke Malang, tapi barangnya lebih laku dari minimarket tersebut karena harganya lebih murah. Dan minimarket itulah yang membuat dia bisa kulakan murah dan irit.
Jadi kalo mau kreatif, bersaing dengan minimarket terkenal ternyata masih bisa disiasati.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar