Selasa, 13 Juli 2010

FRANCHISE

Pak Burang Riyadi, saat memberikan ceramah dalam Bimbingan Teknis Waralaba tadi pagi, bercerita bahwa dia sering mendapat pertanyaan “bidang usaha waralaba apa yang terbaik??”. Menurut beliau, susah untuk menjawabnya, karena masing-masing bidang punya keunikan sendiri. Beliau hanya menjawab “usaha yang terbaik adalah usaha yang dijalankan dengan (sepenuh) hati, apapun usaha itu”.

Jawaban yang sangat menarik, yang mengandung banyak makna, salah satunya jika kita sebagai franchisee (penerima waralaba/mitra), maka dalam menjalankan usaha sebagai franchisee hati kita juga harus lebur dalam usaha tersebut atau dengan kata lain kita harus menjalankannya sepenuh hati, kita tidak bisa hanya ingin duduk-duduk leyeh-leyeh, usaha kita untung dan kita tinggal menikmati keuntungannya. Karena ternyata banyak franchisee yang saat mengambil franchise mempunyai mindset, tinggal bayar biaya franchise, tidak perlu kerja, tetap akan untung.

Mindset tersebut di atas, merupakan mindset yang salah. Saat Pesta Wirausaha 2010 dalam rangka MILAD 4 TDA, Bapak Chaerul Tanjung pemilik Para Group menyatakan bahwa dalam dimen duniawi kesuksesan merupakan kejadian pribadi dari seseorang. Artinya jika kita bergaul dengan lingkungan orang sukses, tidak otomatis kita menjadi orang sukses, butuh usaha secara pribadi dari orang tersebut untuk menuju sukses. Bergaul dalam lingkungan orang sukses hanya memperbesar kesempatan kita menjadi orang sukses.  Begitu juga menjadi franchisee, tidak selamanya jika kita mengambil franchise yang sudah terbukti menguntungkan, maka kita pasti untung. Tetap butuh campur tangan franchisee secara langsung agar franchise yang kita ambil bisa untung.  

Sebaliknya jika kita franchisor maka kita juga harus menggunakan hati kita dalam berhubungan dengan franchisee kita, baik dalam hal berbagi keuntungan, berbagi resiko usaha maupun berbagi kesuksesan. Salah satunya adalah dengan memberikan informasi yang benar & jujur tentang usaha kita, baik resiko maupun potensi keuntungan dan kerugiannya. Franchisor harus mau menjadi konsultan franchisee, terutama untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh franchisee dalam menjalankan usahanya. Franchisor jangan hanya mau uangnya franchisee-nya saja. Dalam memfranchisekan usahanya, Pak Burang Riyadi juga berpesan agar minimal kita sudah mengalami menjalankan sendiri usaha yang kita franchisekan tersebut. Termasuk mengalami BEP/ROI sesuai hitung-hitungan ynag kita berikan kepada calon franchisee. Misal kita memberikan hitungan-hitungan bahwa BEP/ROI akan kembali dalam waktu 9 bulan, maka kita sudah harus pernah mengalami menjalankan bisnis tersebut dan kembali modal dalam waktu 9 bulan.

Terlepas dari semua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memfranchise-kan usaha kita, seandainya saat ini persyaratan tersebut belum dapat kita penuhi, tidak adasalahnya kita mulai membuat langkah awal untuk star-up franchise yaitu dengan cara mulai membuat standar konsep usahanya serta membuat dokumentasi tentang usaha kita baik SOP-nya, Laporan Keuangan, pelatihan maupun marketing & branding tools.

Tidak ada komentar: