- Masa investasi 1,2 tahun.
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 4,5 juta (8 juta - 3,5 juta) dibagi dua antara pemodal dengan peternak, jadi masing-masing mendapat 2,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 2,25 juta atau sekitar 65% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh.
Jika kita mau bersabar sedikit untuk tidak jual sapi pada masa dara birahi seperti diatas, maka kita dapat menunggu sampai sapi tersebut hamil, hanya saja lebih panjang jangka waktunya. Kehamilan sapi akan dilakukan dengan IB (inseminasi buatan), yang biasanya dilakukan setelah sapi birahi, dengan asusmi sapi langsung hamil, maka pada umur 1,7 tahun sapi akan mulai hamil (FYI masa hamil sapi adalah 9 bulan). Harga sapi hamil akan mencapai harga tertinggi jika kehamilannya sudah mencapai diatas 7 bulan. Saya mengambil asumsi menjual sapi pada usia kehamilan 8 bulan, maka sapi akan saya jual pada umur 2,5 tahun, pada saat itu harga sapi berkisar antara 12 juta - 14 jutaan, dan yang kita dapatkan adalah (dengan asumsi harga sapi 12 juta) :
- Masa investasi 2,1 tahun
- Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
- Hasil usaha sebanyak 8,5 juta (12 juta - 3,5 juta) dibagi dua, jadi peternak dan pemodal masing-masing mendapat 4,25 juta.
- jadi keuntungan yang kita dapat adalah 4,25 juta atau sekitar 120% dari modal awal.
- modal awal kita tetap utuh. (jika harga sapinya 14 juta, bahkan biasa lebih jika anaknya betina, yha hitung sendiri he.. he..)
Jika kita ingin meneruskan investasi sampai dengan anak sapinya lahir, maka pembagiannya menjadi sebagai berikut:
- Sapi Induk menjadi milik berdua (dengan ketentuan nilai sapi induk saat ini dikurangi nilai modal awal, misal nilai sapi induk adalah 10 juta, maka kepemilikan peternak atas sapi induk adalah adalah (50% x 10 juta) - (modal awal), sedang sisanya milik pemodal).
- Anak pertama menjadi milik Pemodal dan harus dipelihara oleh Peternak.
- Susu hasil dari sapi induk menjadi hak peternak.
- Anak Kedua adalah milik peternak dan susu tetap hak peternak, dst.
Saya tidak merekomendasikan untuk memelihara sapi sampai beranak, karena dari hitungan investasi akan tambah ruwet, rawan ribut dengan mitra peternak kita dan resikonya lebih besar, terutama saat sapi induk melahirkan, disamping itu peternak juga biasanya lebih senang sapi dijual saat dara birahi atau hamil, karena mereka juga ingin uangnya secepatnya.
Resiko dari beternak sapi yang dihadapi adalah :
- Kematian Sapi. Tapi resiko ini minim (kecuali mati karena memang sudah takdirnya), karena untuk daerah malang dan sekitarnya, merupakan sentra sapi perah dan diawasi dengan ketat dan serius oleh dinas peternakan setempat dan sudah ada pemeriksaan atas sapi secara rutin dari dinas setempat.
- Cacat baik bentuk tubuh maupun genetik. Cacat bentuk tubuh sehingga sapi tidak dapat tumbuh semestinya ataupun cacat genetika sehingga sapi sulit hamil.
- Ketersediaan pakan. Pakan utama sapai perah adalah rumput gajah (orang malang bilang kolonjono), saking banyaknya peternak sapi, rumput gajah yang tersedia mauapun hijauan lain kadang tidak mencukupi, sehingga di sentra sapai di Malang (pujon dan Ngantang) harga rumput gajah mahal. (ini juga peluang bisnis rek, bikin pakan ternak kering).
- mitra peternak yang nakal (kalo ini cari sendiri yha he.. he..)
Selama masa pembesaran sapi, seluruh biaya pakan, IB dan kesehatan ditanggung oleh peternak, tentunya timbul pertanyaan apakah peternaknya tidak rugi? Dari hasil perbincangan dengan peternak, mereka justru senang jika ada yang mau kerjasama dengan mereka dalam bentuk ini, karena memelihara sapi bagi mereka biasanya termasuk usaha tambahan, karena biasanya mereka juga punya ladang yang ditanami tanaman lain, selain rumput gajah untuk ternak mereka. Fakta lain kenapa peternak senang dengan sistem ini adalah karena ternak mereka dari hasil susu tidak memberikan penghasilan yang memadai. Susu biasanya ditampung oleh KUD untuk kemudian disalurkan ke pabrik susu (nestle dan indomilik). Hanya saja KUD memberikan harga murah untuk susu peternak, padahal peternak mengambil vitamin dan obat dari KUD dengan harga tinggi. Pada hari pembayaran susu (seminggu sekali biasanya) hasil susu yang disetor selama seminggu akan langsung dipotong dengan harga vitamin dan obat yang telah dimabil dan sisanya biasanya sangat tidak memadai. Untuk sapi pada periode belum menghasilksn susu, pemakaian vitamin dan obat minim, yang banyak adalah pakan yang bisa dicari secara gratis, sehingga jikapun ada pengeluaran untuk vitamin dan obat (pakan jika terpaksa), peternak tetap mendapatakn hasil yang bagus setelah bagi hasil tersebut dibagi dengan pemodal, justru ini pendapatan terbesar mereka.
Tulisan ini bukan nasehat investasi, tapi jika anda tertarik silahkan mencoba dan pastikan mitra peternak anda jujur dan terpercaya. Silahkan Action..........