Kemarin ikut sesi sharing seorang teman dan diajari tentang victory mind vs victim mind.
Secara tdk sadar kita sering menjadi pemilik victim mind yg lambat laun menjadi pembenaran atas setiap ketidak benaran yg kita lakukan.
Sebagai contoh jika kita terlambat memenuhi sebuah janji, maka seseorang yg mempunyai victim mind akan cenderung menyalahkan jalanan yg macet, hujan deras, sopir taksi ato busnya yg lambat dan lain sebagainya.
Sebaliknya jika kita mempunyai victory mind maka kita akan minta maaf kenapa kita tdk jalan lebih pagi krn sdh tau jalanan macet, knp tdk bawa payung kalo sdh tau ini musim hujan.
Dengan mempunyai victory mind, kita akan lebih antisipatif terhadap sesuatu dan punya potensi tdk terkena masalah krn sebab tertentu.
Bayangkan jika yg akan kita temui adalah customer besar kita dan kita terlambat dan membuat customer menunggu??? Kalo saya jd customer tsb, saya pasti akan membatalkan niat saya utk pesan barang ke org tsb. Janji ketemu saja sdh terlambat apalagi disuruh produksi barang.
Mari memupuk victory mind kita dan mulai hilangkan victim mind kita.
(sambil nunggu di bengkel. 05/12/2015).