Laporan
Finansial Usaha, baik berupa laporan keuangan, pencatatan aktifitas harian
usaha, data konsumen, catatan stock barang, laba rugi ataupun neraca merupakan
laporan yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Tanpa laporan-laporan tersebut
bisa dipastikan kita akan kesulitan utnuk mengembangkan usaha kita. Ibaratnya
orang berjalan, seperti berjalan dalam gelap tanpa lampu penerangan.
Dibanyak
kasus yang saya temui, banyak kawan-kawan yang pede usahanya maju pesat hanya
dengan melihat omset-nya yang lumayana gede. Tapi setelah dijalani sekian lama,
dia sendiri juga bingung, dengan omset segitu yang dia dapatkan, ternayat tidak
ada pertambahan kekayaan pribadi diakhir periode tertentu, bahkan keuangan
pribadi malah menyusut tersedot untuk usaha. Ternyata setelah dibedah lebih
lanjut dan rinci, usaha dia hanya menghasilkan omset tidak menghasilkan margin,
bahkan cenderung minus.
Tulisan
dibawah ini bukan utnuk memberikan bagaimana cara kita menyusun sebuah laporan
finansial usaha. Karena untuk membuta sebuah laporan finansial usaha adalah
sangat mudah, tinggal apakah kita mau atau tidak melakukan pencatatan, itu saja
kuncinya. Tulisan tapi satu berikutnya yang harus dimegerti oleh pelaku usaha setelah
kita mempunyai laporan finansial tersebut. Apa itu?? Yaitu bagaimana kita
membaca dan menggunankan laporan finansial tersebut, sehingga tidak hanya
berupa angka-angka di atas kertas saja. Banyak hal yang bisa kita dapat dari
mebaca laporan finansial usaha, dibawah ini sedikit diantara hal tersebut.
1.
Mengetahui
Hukum Pareto dalam usaha kita
Jika anda melakukan pencatatan harian
terhadap arus barang yang terjual secara detail dan hari itu tiap barang
menghasilkan angka penjualan berapa maka anda dapat mengetahui hukum pareto
dalam usaha kita. Hukum Pareto, dengan sedikit modifikasi kurang lebih berbunyi
“kadang 80% penghasilan kita dihasilkan dari 20% barang yang kita jual atau 20%
dari total jumlah konsumen kita”. Silahkan anda jumlahkan seluruh items dari
barang yang anda jual selama periode tertentu, misal 12 bulan. Lalu buat
prosentase masing-masing barang yang kita jual di periode tersebut menyumbang
berapa persen dari total omset kita selama periode itu.
Prosentase tersebut yang disebut hukum
pareto dalam usaha kita. Lalu apa gunanya untuk usaha kita?? Jika kita sudah
tahu masing-masing prosentase penjualan barang kita, maka kita harusnya sudah bisa
mengetahui apa barang yang harus saya stock banyak-banyak, apa yang harus
distock sedikit dan apa yang tidak usah distock. Disamping itu juga untuk
mengetahui barang apa saja yang masih harus dipromosikan secara masif dari
barang kita atau apa yang promo-nya cukup biasa-biasa saja. Dan masih banyak
manfaatnya lagi.
2.
Mengetahui
persepsi pelanggan tentang usaha kita.
Bagi yang usahanya menjual/memproduksi
banyak barang dan belum fokus terhadap satu hal, kita dapat mulai mengetahui
sebenarnya apa persepsi pelanggan yang selama ini beli barang sama kita, dari pareto
penjualan barang-barang. Misal bagi yang berjualan busana muslim, mengingat
banyak sekali busana muslim yang kita jual, misalnya dari pareto barang-barang
jualan kita yang paling banyak adalah busana muslim untuk anak, maka ada
baiknya kita mulai fokus untuk membesarkan jualan busana muslim anak tersebut.
Bisa jadi pelanggan-pelanggan kita puas dengan busana muslim anak yang kita
jual/produksi dan merekomendasikannya ke teman-temannya. Sehingga dalam
persepsi mereka, tempat kita adalah tempat jualan busana muslim anak yang
bagus. Jika kita sudah tahu apa persepsi konsumen tentang usaha kita, maka akan
mempermudah kita dalam melakukan branding ataupun promosi lebih lanjut tentang
usaha kit.
3.
Menentukan
anggaran dan alokasi biaya untuk belanja produk dan stock barang.
Dari laporan penjualan harian juga,
kita bisa melihat barang yang fast moving ataupun yang susah laku. Ini akan
membantu kita dalam menetukan skala prioritas belanja kita dan menentukan stock
barang yang selalu harus ada di gudang kita, harus beli banyak atau cukup beli
sedikit sekedar untuk varian jualan saja. Jadi belanja kita tiap minggu/bulan
dapat lebih fokus menentukan harus beli apa. Untuk yang berusaha dibidang
kuliner, akan membantu untuk penghematan, terutama utnuk bahan baku kuliner
yang mudah busuk.
Sebenarnya kegunaan laporan finansial
usaha kita apapun bentuknya mempunyai manafaat yang sangat banyak dan akan
sangat membantu kita menentukan arah perjalanan usaha kita selanjutnya. Yang saya
uraikan di atas hanyalah contoh kecil cara membaca laporan finansial untuk
mengembangkan usaha kita.
Untuk itu, ayo mulai lakukan
pencatatan setiap aktifitas usaha kita, baik yang berupa rencana action, saat
pelaksanaan action maupun setelah action selesai dilakukan. Lalu buat laporan,
evaluasi dan ambil hikmahnya dari setiap laporan tersebut.
Semoga bermanfaat....