Tahukah Anda, bahwa mengurus sebuah negara sama
seperti mengurus sebuah usaha?? Samanya dimana? Karena hakekatnya mengurus
negara dan mengurus usaha adalah sama-sama mengurus sebuah organisasi yang
harus dijalankan utnuk menghasilkan sesuatu. Jika Negara maka harus
menghasilkan ketertiban, keamanan dan kesejahteraan. Jika usaha maka harus
menghasilkan konsistensi, produk yang berkualitas dan pada akhirnya
menghasilkan sebuah keuntungan.
Dibawah ini adalah 16 prinsip
yang digunakan oleh Zuge Liang, seorang negarawan handal pada masa dinasti 3
kerajaan di China, yang saya adaptasi untuk dapat kita terapkan dalam
menjalankan roda organisasi usaha kita. Tulisan akan terbagi dalam 3 seri.
1.
Menjadi setepat Bintang Utara.
Tahukah Anda
bahwa memerintah negara atau menjalankan organisasi usaha harus memiliki dasar yang benar dan kuat. Sekali Anda benar, sisanya tidak akan
salah. Dasar dari suatu usaha adalah owner dari usaha tersebut, sedang dasar dari suatu negara adalah kepala
negara. Dalam mejalankan usaha, seorang owner ataupun pimpinan usaha sama seperti Bintang Utara, memimpin jalan,
menunjukan arah dan meneranginya.
Karena itu, kepemimpinan yang kuat dan stabil serta rencana yang matang
merupakan dasar bagi pertumbuhan suatu usaha atau organisasi usaha itu sendiri. Setiap negara yang kuat dan makmur
selalu memiliki penguasa yang bijak. Begitu juga suatu usaha yang kuata,
harus memiliki pemimpin yang cerdas, bijak dan tidak grusa-grusu.
Seperti Bintang Utara, posisinya harus tetap benar
untuk memberikan arah. Kemana usaha akan
dijalankan, apa targetnya, langkah-langkah apa yang harus dilakukan serta goal akhir
yang akan dicapai harus jelas. Ia yang tak tentu arah, bodoh, dan pengecut,
akan gagal dalam apa pun yang dilakukannya. Sebenarnya, kepemimpinan yang baik
dan mantap tak dapat dipisahkan dalam suatu organisasi bisnis. Pemimpin
harus sanggup menangkap kesempatan yang muncul dan menyelesaikannya.
2.
Hubungan antara Penguasa dan Bawahan
Jadikan rasa
hormat dan kesetiaan penghubung antara pemimpin dan bawahannya. Seorang bisnis owner atau pemimpin perusahaan harus
memperlakukan Karyawan
dengan baik. Bawahan harus melayani dan menjalankan instruksi bisnis owner atau
atasannya dengan setia. Bisnis owner harus memperlakukan karyawan dengan adil tidak pilih kasih, meskipun punya
hubungan khusus, misal hubungan keluarga dengan bawahn tersebut. Sebaliknya karyawan harus melayani dan menjalankan perintah dengan
patuh.
Pemimpin atau
bisnis owner tidak hanya memerintah karyawan , tapi juga menunjukkan perhatian,
perlindungan dan penghargaan serta keteladanan. Memperlakukan seorang karyawan
dengan baik dan menghormati perasaannya juga penting. Karyawan harus menganggap
kesetiaan sebagai kebajikan. Seorang Bisnis owner yang tidak mempercayai karyawannya
akan berakhir sendirian. Seorang bisnis
owner yang bekerja dengan dekat dan
rajin bersama karyawan akan selalu
harmonis. Ini juga berlaku bagi seluruh eselon dari sebuah perusahaan.
3.
Memperhatikan dan Mendengarkan
Seorang
pemimpin usaha atau bisnis owner harus yang menguasai situasi dengan baik. Untuk itu
Ia harus membuka lebar mata dan telinga agar dapat
menguasai situasi usaha dan organisasi usahanya dengan baik. Anda tidak dapat mengatakan berpandangan tajam
jika tak bisa melihat kesulitan karyawan. Anda tak bisa menyatakan berpendengaran tajam
jika tak bisa mendengar rintihan karyawan. Untuk itulah
dalam diri manusia ada 2 telinga dan 2 mata serta 1 mu;ut, gunanya agar kita
lebih banyak mendengar dan melihat dari pada sekedar bicara.
4.
Menerima Saran
Menerima dan mendengar saran dan ide orang lain sepanjang
saran dan ide tersebut bukan sekedar Kata-kata manis dan dangkal.
Seorang pemimpin atau bisnis
owner yang bijak harus bisa dan
mau menerima saran, ide bahkan
kritik dari orang lain sepanjang untuk kemajuan dan kebaikan bersama. Sebuah usaha yang sehat juga harus mempunyai pegawai yang jujur dan
lurus di sampingnya. Seorang pengusaha yang bodoh hanya memiliki karyawan yang penjilat di
sekitarnya. Obat yang baik terasa pahit dan saran yang baik juga demikian.
Sungguh terpuji seseorang yang berkedudukan tinggi seperti Kaisar atau
bisnis owner dapat menerima kritik
pedas.
5.
Memahami
Memahami
masalah sepenuhnya dan membuat batasan antara yang benar dan yang salah. Seseorang
karyawan yang setia dan yang jahat berbeda, tapi sulit membedakan dan
menilaianya dari penampilan saja. Orang akan salah jika hanya mendasarkan pada
perkataan dan sikap luar saja. Seorang pengusaha harus berhati-hati saat
memutuskan apakah benar atau salah. Dalam membuat keputusan harus cermat dan
melihat semua faktor serta dampaknya. Salah dalam membuat keputusan bisa jadi
akan membuat usaha kita mundur kebelakang, jalan ditempat atau bahkan bangkrut.
Untuk itu
seorang pengusaha dituntut untuk memahami semua aspek yang ada dalam bisninya.
Tidak cukup kita mendelegasikan saja dan kemudian pasrah bongkokan kepada
karyawan kita. Dalam bidang tertentu mungkin kita tidak bisa menjadi seorang
master, tapi minimal kita harus tahu alur dan proses di bidang yang kita tidak
terlalu ahli tersebut. Hal tersebut perlu agar usaha kita tidak tergnatung
kepada karyawan dan jika karyawan tersebut keluar, maka tetap bisa jalan
seperti biasanya.
....... bersambung .......