Jumat, 29 April 2011

ENAK SAJA TERNYATA TIDAK CUKUP…...

Waaahhhh.. saya bisa bikin masak enak nich... atau tiba-tiba ada teman nyeletuk ”kue bikinan kamu enak dech... layak nich kayaknya untuk dijual ke masayarkat umum”.

Sering kali keyakinan seperti tersebut diatas, mendasarai sesorang untuk buka dan terjun ke usaha kuliner. Salah? Tentu saja tidak, karena setiap kita akan membuka usaha, kita juga harus memiliki keyakinan atas usaha yang akan kita buka dan kemudian kita jalankan tersebut. Keyakinan bahwa masakan atau produk apapun namanya, bikinan kita enak dan layak jual, juga sangat penting dalam sebuah usaha kuliner, karena jika kita sendiri sudah tidak yakin, maka bagaimana kita mau meyakinkan orang lain kalo produk kuliner yang kita jual enak dan layak jual.

Hanya saja dalam bisnis kuliner, enak saja ternyata tidak cukup.... sering kali kita melihat warung yang masakannya enak akan tetapi sepi, justru warung yang makananya biasa saja akan tetapi justru rame. Kenapa?? Dalam bisnis kuliner kadang memang enak saja tidak cukup. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang unik, seperti yang saya alami saat membuka warung bakso. Banyak pelanggan yang sudah merasakan bakso saya semua bilang baksonya enak dan berbeda dengan bakso yang ada dipasaran. Baksonya nggak ngelawan saat digigit katanya, rasa dagingnya juga sangat terasa bukan tepung yang terasa. Karena memang bakso saya komposisi dagingnya lebih banyak dari tepungnya, disamping itu juga tidak pake pengenyal karena biasanya pengenyal itu berisi borax, sehingga baksonya tidak kenyal ataupun alot dan lebih terasa daging. Tapi kenapa kemudian warung baksonya saya sudah tutup 2 kali???

Ada beberapa hal dalam evaluasi saya atas penutupan warung bakso tersebut:

Warung bakso saya yang pertama di jatiwaringin saya tutup setelah enam bulan berjalan, kami buka joinan sewa tempat dengan 3 orang, yang masing-masing punya usaha sendiri satu burger satu lagi cireng dan juice. Dalam perjalananya, salah satu mitra tersebut agak nakal, dengan cara memperbolehkan salah satu saudaranya ikut buka satu lagi lapak di warung tersebut tanpa izin saya dan yang satunya lagi, sehingga kami sering berselisih dan saling tidak enak, akhirnya istri saya memutuskan untuk ditutup saja, padahal omset sudah mulai mak nyuss... tapi daripada berantem tiap hari?? Yha itulah resiko usaha bersama he... he..

Warung bakso saya yang kedua di galaksi saya tutup setelah empat bulan berjalan. Ada beberapa faktor mendasar yang membuat kami terpaksa menutup warung tersebut. Yang pertama adalah lokasi yang bukan di jalan utama dan didalam kompleks akhirnya membatasi jumlah trafik calon pembeli yang melintas di depan warung. Yang kedua warung tersebut tidak tersedia parkir yang memadai, sehingga pembeli kesulitan parkir dan akhirnya enggan untuk mampir ke warung. Faktor ketiga adalah masalah kebersihan warung, dimana jalanan didepan warung kami tersebut sangat berdebu, imbasnya adalah ke warung kami yang harus berjibaku membersihkan debu 2 x sehari, akhirnya warung tidak nyaman untuk jadi tempat nongkrong.

Walupun pembeli yang sudah poernah beli bakso di warung saya baik yang di jatiwaringin ataupun galaksi bilang baksonya enak, bahkan sudah beberapa kali kembali untuk membeli bakso, akhirnya faktor-faktor diatas, terutama warung yang digalaksi menjadi faktor x yang membuat warung bakso makin sepi dan omset turun. Sekedar alasan? Mungkin saja, tapi yang jelas faktor-faktor yang saya kemukakan tersebut diatas adalah komentar dan masukan dari konsumen dan tetangga kanan-kiri di lokasi warung saya yang di Galaksi.

Terus kira2 faktor apalagi yang harus diperhatikan dalam bisnis kuliner?? Satu faktor lagi yang menurut saya penting adalah kecepatan dalam penyajian. Walaupun rasa enak dan harga terjangkau, kalo konsumen harus menunggu lama untuk menikmati makanan yang dipesanya, hampir dapat dipastikan konsumen akan enggan untuk kembali ke warung kita, kecuali brand warung kita sudah kuat sekali, orang datangpun sudah sukarela dan mau antri untuk membeli, seperti di Pizza Hut ataupun Hoka-hoka Bento.

Jadi bagi para BAKUL alias barisan kuliner, haruskah menyerah?? Tentu tidak kata Sule, selalu ada jalan dan hikmah di balik kegagalan dan kesulitan, jadi teruslah mencoba dan jangan lupa selalu evaluasi dan inovasi yha..

Minggu, 24 April 2011

AYO BERJAMA’AH (BERKOMUNITAS)

Banyak kawan yang bertanya kepada saya tentang bagaimana caranya untuk bisa memulai usaha dan menjalankan usaha tersebut terus menerus dan konsisten. Biasanya ada dua jawaban yang saya berikan yang pertama modal paling penting untuk buka usaha adalah nekat, jangan banyak mikir dan perhitungan, jawaban yang kedua untuk pertanyaan bagaimana menjalankan usaha secaraterus menerus dan konsisten biasanya saya jawab bergaulah, dengan cara ikut komunitas pengusaha dan biasanya komunitas pengusaha yang saya rekomendasikan adalah TDA.  

Biasanya kemudian muncul pertanyaan susulan ”kenapa harus ikut komunitas???”.

Menurut saya ada beberapa hal yang bisakita jadikan renungan kenapa kita harus ikut komunitas antara lain :

Yang Pertana, pernah dengar lagu tombo ati khan?? Salah satu makna yang dapat kita tangkap dalam syair lagu tombo ati adalah jika kita mau jadi orang soleh maka berkumpulah dengan orang soleh. Maka jika kita ingin jadi pengusaha yha harus berkumpul dengan pengusaha juga, jangan berkumpul dengan bangsawan alias bangsa tiap bulan penerima gajian, kita tidak akan pernah menjadi pengusaha tapi hanya akan menjadi penerima gajian tiap bulan. Lalu kalo mau jadi pengusaha yangsoleh ikut komunitas mana. Yha jelas ikut Komunitas Tangan Di Atas aliasTDA tadi he.. he.., kalo nggak percaya silahakn cari infonya di www.tangandiatas.com atau www.tdabekasi.com atau baca www.alfarisifadjari.blogspot.com

Yang Kedua, menurut Henry Ford, ”datang bersama adalah sebuah awal, tetap bersama adalah sebuah kemajuan dan bekerja bersama adalah sebuah kesuksesan”.  Dari ungkapan tersebut diatas, jelas kebersamaan jelas akan lebih bisa membuat kita sukses, asalkan kebersamaan tersebut dapat membawa manfaat bagi semua anggota yang terlibat didalamnya. Lagi-lagi untuk urusan ini anda akan menemukannya di TDA. Sekedar ikut milist TDA saja, anda akan mendapatkan ilmu-ilmu kanuragan yang luar biasa, melalui tulisan-tulisan yang hebat dan sharing pengalaman maupun tips usaha yang aplikatif.
                               
Yang ketiga menurut saya, manfaat berkomunitas sangat banyak. Networking adalah yang paling utama. Usaha tanap networking tidak akan bisa berkembang dengan cepat dan besar. Informasi tentang pasar, target konsumen kita sampai info tentang tentang tempat produksi yang murah, atau tempat kulakan barang yang murah akan sangat mudah kita dapatkan dalam lingkungan komunitas. Belum lagi kesempatan untuk bersinergi dengan teman satu komunitas utnuk mengembangkan usaha yang sudah kita jalani atau untuk melahirkan usaha baru dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang akan kita dapatkan.

The last but not least adalah kita harus ingat pepatah ”bersatu kita teguh, bercerai yha kawin lagi biar tidak runtuh” he.. he... maksudnya kalo usaha kita dalam kondisi tercerai berai, siapa tahu dapat investor di komunitas untuk membangkitkan usaha kita lagi sebelum benar-benar runtuh...

Selamat berkomunitas....