Selasa, 17 Agustus 2010

JANGAN PERNAH BERDO’A MINTA KAYA

Itulah salah satu nasehat almarhum ayah saya yang selalu terngiang ditelinga sampai saat ini. Saat pertama kali mendengarnya ada berjuta pertanyaan yang datang dibenak saya. “kenapa gak boleh minta kaya”?? bukankah Islam mengajarkan, kejarlah duniamu seakan kamu akan hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu seakan kamu akan mati esok”??, yang dapat dipersepsikan untuk urusan dunia kita harus kaya raya biar cukup untuk hidup selamanya.

Jawaban atas pertanyaan tersebut saya dapatkaan secara jelas saat kuliah di Malang. Dalam sebuah pengajian yang saya ikuti, sang ustadz berpesan hal yang sama, kali ini disertai penjelasan yang patut untuk direnungkan. Antara lain, jika kita berdo’a minta kaya, maka jika Allah mengabulkannya, maka dikhawatirkan akan membuat kita tenggelam dalam urusan kekayaan semata dan melupakan urusan akhiratnya yang menjadi kewajiban atas kekayaan itu. Disamping itu, kekayaan yang diberikan Allah tersebut jangan-jangan bukanlah nikmat yang sesungguhnya. Akan tetapi adalah ISTIDJRAT, atau ujian atau cobaan dari Allah yang dirupakan dalam bentuk kekayaan, jika kita tidak sadar kemudian kita tidak lulus ujian tersebut, Allah pasti akan mengambilnya kembali, karena kita belum pantas untuk menjadi kaya. Disamping itu, kita dikhawatirkan akan menjadi serakah, karena seberapapun kekayaan yang diberikan Allah kita pasti tidak akan merasa puas, ujung-ujungnya akan menghalalkan segala cara untuk menjadi lebih kaya lagi.

Lalu kita harus berdo’a yang bagaimana?? Berdo’alah minta rizki yang halal, lancar, luas serta barokah. Jika do’akita seperti tersebut diatas, maka dalam do’a kita terkandung unsur kehati-hatian, karena hanya minta rizki yang halal saja dari Allah, yang lancar, luas serta mempunyai unsur rizki yang barokah. Lalu apa ukurannya rizki yang barokah?? Salah satu tolak ukur rizki yang barokah adalah jika rizki kita tersebut mempunyai dan mendatangkan manfaat juga bagi orang lain. Sehingga mendorong kita untuk selalu bersodaqoh, mengeluarkan zakat sesuai kewajiban kita serta selalu bersyukur kepada Allah atas rizki yang diberikan-Nya.

Dalam do’a minta rizki yang halal dan barokah juga terkandung filter agar rizki yang diberikan oleh Allah adalah rizki yang terseleksi, yaitu harta yang benar-benar berupa rizki yang merupakan NIKMAT atau rizki yang diberikan oleh Allah tanpa mengandung ujian ataupun cobaan apapun dan bukan sebuah ISTIDJRAT.

Asalkan kita tidak lupa untuk mengeluarkan titipan untuk anak yatim dan kaum dhu’afa, insya Allah rizki yang akan datang adalah benar-benar NIKMAT.

Allahuma Nas’aluka ilman nafi’an, wa rizkon wasi’an wa halalan thoyiban.. Amin.

Semoga bermanfaat.