Kamis, 19 November 2009

PERJALANAN MENUJU SUKSES

Sering kali jika kita membaca, mendengarkan atau melihat kisah sukses seseorang, kita jadi bernafsu untuk bisa sesukses dia. Tapi celakanya saking nafsunya kita, sering kali hanya melihat dia saat suksesnya saja, tanpa mau melihat jatuh bangun dan perjuangannya untuk menuju sukses. Padahal sukses seharusnya bukan menjadi fokus kita dalam menjalankan usaha atau apapun dalam kehidupan kita. Kita harusnya memposisikan sukses sebagai akibat dari proses yang telah harus dan akan kita jalankan. Kita harus focus kepada prosesnya itu sendiri, karena jika kita tidak dapat menjalankan prosesnya maka kita tidak akan pernah mencapai sukses. Ibaratnya adalah jika kita ingin pergi ke sebuah kota, katakanlah Jakarta, maka kita harus tahu proses untuk menuju Jakarta. Kita harus tahu bagaiamna cara naik bus yang menuju Jakarta, sebelum naik bus kita harus beli ticketnya atau jika kita naik mobil sendiri kita harus tahu jalan mana yang akan kita ambil menuju Jakarta tersebut. Setelah kita menjalani proses tersebut di atas dengan benar maka akibatnya kita akan sampai di kota Jakarta. Menurut Joseph Campbell setidaknya ada 6 tahapan yang harus ditempuh seseorang untuk menjadi seorang yang sukses, tahapan itu adalah: 1. Innocence atau menjadi orang biasa Jika anda orang biasa atau merasa tidak ada keturunan orang sukses, jangan kuatir tidak bisa mencapai sukses. sukses tidak ada hubungannya dengan keturunan, trah, kekayaan ataupun warisan. Semua orang dilahirkan sama, semua orang terlahir dan hidup sebagai orang biasa, mereka hidup dan bergaul bersama-sama manusia biasa pada umumnya. Kemudian yang membedakan adalah action untuk mewujudkan suksesnya tersebut. 2. The Call (panggilan hidup) Panggilan hidup berkaitan dengan passion kita dalam melakukan sesuatu atau memilih jalan hidup kita. Jika kita merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang atapun merasa tidak sesuai dengan hati nurani, maka kita harus berdaya dan mau untuk melakukan sesuatu untuk melakukan kerja dan melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik bagi kita sendiri, keluarga, lingkungannya maupun orang-orang disekitarnya. Begitu banyak orang yang sebenarnya gelisah dengan kondisinya sekarang, mereka mungkin kaya tapi hidupnya tidak bahagia, karir sukses tapi sebenarnya gelisah atau jabatan ditempat kerja tinggi, tapi sebenarnya tidak bahagia menjadi orang gajian. Tapi mereka tidak mua berubah atau pengen berubah tapi takut atau tidak tahu caranya. Sebenarnya cukup mdah untuk mengetahui pangiilan hidup kita ada dimana, pertama tanyakan pada hati nuranimu, sebenarnya panggilan hidup saya itu sebagai apa dan harus mengerjakan apa. Lalu jalani, jika kita merasa bahagia, walaupun mungkin jabatan, kekayaan, atapun profesi kita lebih rendah atau sedikit disbanding sebelumnya, maka yakinlah itulah panggilan hidup kita. Jika kita sanggup untuk bertahan dengan panggilan hidup kita tersebut, maka saya yakin kita akan mendapaykan lebih dari sebelum kita berubah. Bukankah jika kita menjalani sesuatu dengan lebih bahagia, pasti akan lebih sukses daripada menjalani sesuatu dengan mengeluh?? 3. Initiation (ujian berat) Ujian hidup pasti akan dialami oleh semua orang. Semua adalah seleksi alam untuk menempanya menjadi indvidu yang tangguh dan bermental sukses yang berbeda dari orang kebanyakan. Dalam menghadapi ujian yang paling penting adalah jangan berputus asa. Kita ikuti saja dulu arus kemana ujian akan membawa, sambil belajar dimana celah untuk keluar dari ujian tersebut serta belajar apa penyebab datangnya ujian, agar kita tidak terkena dua kali ujian yang sama. Dalam Alqur’an telah dinyatakan bahwa Allah hanya akan memberikan ujian sesuai dengan beban yang sanggup di pikul makhluknya. Jadi apapun ujian dari Allah yakinlah bahwa kita pasti sanggup menghadapinya dengan syarat tidak putus asa, tetap berdaya dan usaha serta berdo’a kepada-Nya. 4. Allies (teman setia) Disamping do’a dan usaha, dalam perjuangan mencapai sukses seorang individu ini akan menjumpai kawan yang mempunyai tekad, ideologi dan niatan yang sama untuk mencapai tujuan perjuangannya. Kawan setia inilah yang akan membantu sang pejuang dalam meraih apa yang dicita-citakan. Bukankah kita familiar dengan ungkapan “dibalik kesuksesan seorang pria (suami), pasti ada seorang wanita (istri) yang hebat atau ungkapan yang popular di TDA bahwa kesuksesan anda juga ditentukan oleh 5 kawan terdekat anda. Makanya mastermaind di TDA sangat dianjurkan. Kisah lain yang menunjukan bahwa seorang kawan adalah sangat penting adalah dari kisah Nabi Musa yang dibantu oleh Nabi Harun dalam menghadapi Firaun, Nabi Isa yang dibantu 12 muridnya yang setia (hawariyin), hingga zaman Rasulullah Muhammad yang dibantu para Shahabatnya yang tangguh. Bahkan penguasa zalim Hitler juga didukung oleh teman setianya Goebel, Heinrich Himmler, Rommel dan lainnya. 5. Breaktrough (terobosan) Yang membedakan antara manusia biasa dengan individu sukses adalah dia (atau mereka) mampu membuat terobosan besar yang jauh melampaui orang-orang yang hidup di masanya. Skala kerjanya lebih luas dan perubahan yang dilakukan akan sangat berarti bagi lingkungan di sekitarnya. Think out of the box sangat diperlukan untuk memenangkan kompetisi dan mengatasi kesulitan yang ada. 6. Celebration (keberhasilan) Setelah jauhnya perjalanan menuju yang dicita-citakan dan diperjuangkan, banyaknya ujian dan aral melintang. Saatnya sang kita memetik buah keberhasilan dan kemenangan dari apa yang dahulu diperjuangkan. Tiada yang lebih indah daripada menikmati hasil keberhasilan. Sebagian langsung bisa menikmatinya, sebagian yang lain dinikmati oleh generasi setelahnya. Tapi kita harus mampu membedakan mana sukses yang sebenarnya dan sukses yang menurut kita semu. Sukses yang semu adalah jika kesusksesan kita tersebut hanya dapat dinikmati oleh kita sendiri, tanpa dapat membawa kemanfaatn untuk orang lain disekitar kita. Sukses sebenarnya adalah sebalikanya, kita harus mampu menularkannya kepada orang lain, sehingga orang lain juga ikut sukses dan merasakan buah yang telah kita tuai tersebut. Berbagilah dengan sesame, karena yakinlah apa yang kita bagikan dan berikan akan kembali kepada kita minimal 10 kali lipatnya dari yang kita berikan.

Senin, 02 November 2009

NASEHAT SEBELUM BERINVESTASI

Tulisan ini saya ambil dari tulisanya Fauzi Rachmanto, menurut saya sangat bermanfaat dan harus anda baca sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Pertama, Kenali diri Anda. Lho masa sih sama diri sendiri tidak kenal? Nama, tanggal lahir, alamat sampai nomor KTP saja kan hapal. Maksudnya, kenali betul Anda ini sebenarnya siapa? Apakah Anda seorang pegawai yang ingin mengembangkan tabungan Anda supaya lebih banyak lagi melalui investasi. Atau barangkali Anda seorang pengusaha yang sedang ingin menikmati membangun bisnis lengkap dengan suka duka nya. Ataukah Anda seorang pengusaha sukses yang sudah melewati fase mengelola usaha, dan kini ingin “beternak uang”? Lalu apa tujuan Anda berinvestasi? Apa yang Anda inginkan dari investasi yang akan Anda lakukan. Apakah Anda memang ingin menjadi investor? Atau Anda sedang ingin mengoptimalkan aset Anda untuk mendukung pengembangan usaha? Kemudian apa target Anda dalam berinvestasi? Hasil cepat dalam jangka pendek, karena Anda sekedar memanfaatkan dana menganggur sebelum dana digunakan untuk hal lain? Atau Anda memang sedang ingin mencapai akumulasi kapital yang besar, dan siap dengan permainan investasi jangka panjang? Berapa dana yang siap Anda gunakan untuk investasi? Berapa lama Anda sanggup menahan dana tersebut dalam wahana investasi yang Anda pilih? Berapa besar risiko yang sanggup Anda tanggung seandainya investasi tidak berjalan sesuai rencana? Anda jawab dulu pertanyaan-pertanyaan di atas, sebelum masuk ke meja kedua. Kedua, Kenali mitra investasi Anda Anda sudah kenal calon mitra investasi Anda? Nama, alamat, nomor telpon, email, jenis usaha, kegiatan sehari-hari, account facebook? Tidak cukup. Oh, jangan khawatir Anda mungkin mengenal calon mitra Anda dari komunitas terpercaya, atau bahkan kenal dari aktivitas keagamaan. Atau barangkali, calon mitra Anda terkenal, sering muncul di koran dan majalah bisnis. Sayangnya semua itupun tidak cukup. Anda akan mempercayakan dana investasi Anda. Maka Anda harus mengenal betul mitra Anda. Bukan sekedar mengenal pribadi nya. Tapi Anda harus tahu betul dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha apa. Dan bagaimana mitra Anda menjalankan usaha tersebut. Baguskah pengelolaannya? Baguskan manajemen nya? Pengalaman dan track recordnya? Dan terutama baguskah hasilnya? Misalnya dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam usaha agrobisnis? Maka Anda harus terjun melakukan observasi sendiri bagaimanan kegiatan agrobisnis akan dilakukan. Apa risiko-risiko nya, dan bagaimana mitra Anda mampu menangani risiko tadi. Apakah ada pengalaman sebelumnya yang membuktikan mitra Anda mampu menangani risiko. Properti? Anda harus tahu dimana lokasinya? Bagaimana prospeknya? Kemampuannya menyelesaikan proyek, dan sebagainya. Industri telekomunikasi? Pertambangan? Pelayaran? Penerbangan? Sama saja. Jangan ragu dan malu bertanya, daripada nanti menyesal. Jangan sampai mitra usaha Anda belakangan sekedar berdalih "maaf, saya ditipu orang" hanya karena ketidaktahuan mereka dalam bisnis yang akan dimasuki. Ketiga: Berhitunglah Sendiri Percayalah, semua hitungan dalam proposal investasi sudah pasti indah adanya. Kalau saya, pasti saya hitung kembali. Dengan asumsi saya sendiri. Karena seringkali asumsi nya over-optimistic dan tidak realistis. Cara terbaik adalah dengan melakukan cross-check dengan dunia nyata. Misalnya jika calon mitra mengaku usaha tersebut revenue perbulannya sekian milyar, maka coba cek usaha sejenis, apa betul angka tadi masuk akal. Dengan sedikit survey, maka Anda akan memiliki perhitungan yang lebih masuk akal. Perhitungan yang luar biasa khayal biasanya menyangkut proyeksi pertumbuhan per tahun. Wah, bisa sangat indah. Tumbuh sekian puluh persen per tahun, BEP dalam sekian tahun. Dan seterusnya. Ingat, semua adalah berdasarkan asumsi. Hasilnya bisa sama sekali berbeda ketika asumsi berubah. Keempat: Bicaralah dengan Mr. Spock dan Dr. Mc.Coy Di film Star Trek, Kapten Kirk punya dua penasehat: Dr. Mc.Coy yang emosional, dan Mr. Spock yang logis. Ketika membuat keputusan Kirk sering bertanya kepada keduanya, untuk mendapat masukan yang balance. Dalam berinvestasi Anda juga harus bertanya pada Spock dan Mc.Coy. Jangan hanya karena faktor emosi, Anda membuat keputusan investasi. Misalnya, karena memiliki ikatan batin atau terpesona kharisma mitra investasi, Anda rela melepas ratusan juta. Atau Anda melakukan investasi hanya karena teman lain sudah melakukan. Anda tidak kuasa membayangkan teman Anda nanti akan kaya raya dari investasi yang ditawarkan, dan Anda takut ketinggalan miskin sendirian. Kata-kata “Yang lain sudah ambil nih, tinggal kamu saja ...” terngiang di telinga. Maka karena perasaan Anda tidak mau kalah, keputusan investasi diambil dengan cepat. Sebenarnya ini tidak salah, karena emosi manusia memang sesungguhnya membantu. Tapi tolong tanya juga Mr.Spock yang ada dalam diri Anda sendiri. Apakah investasi ini memang layak dilakukan? Apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal? Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan dana yang akan Anda keluarkan? Terlebih kalau mitra investasi Anda menghimpun dana dari orang banyak. Tanyakan ke Spock, bagaimana dengan likuiditasnya? Bayangkan, calon mitra investasi Anda mengumpulkan uang dari banyak investor. Kemudian menginvestasikan dana yang terkumpul kedalam berbagai bentuk usaha dan investasi. Dan dapat dipastikan sebagian besar nvestasi yang dilakukan tidak likuid. Karena yang likuid (mudah menjadi kas kembali) paling hanya rekening bank, deposito dan investasi surat berharga yang marketabel dan dijual di pasar modal dan pasar uang. Jadi misalnya 20% saja dari dana investor ditarik pada hari yang sama, mitra investasi Anda akan kolaps. Kenapa? Karena uang sudah menjadi asset tidak likuid, yang perlu waktu untuk kembali menjadi cash kembali. Bagaimana kalau yang menarik dana sebanyak 50%, 80%? Wah, bisa saya pastikan mitra investasi Anda akan mendadak sulit ditemui. Bukan karena soal itikad baik, namun memang secara logis, ada siklus “asset conversion cycle”, yang membuat kas tidak bisa ditarik begitu saja dengan cepat, apalagi dalam jumlah banyak. Kelima: Miliki “Exit Strategy” Semua investasi pada prinsipnya harus memiliki strategi untuk “keluar pada keadaan darurat”. Mirip pintu darurat pada pesawat terbang atau gedung-gedung perkantoran. Jika terjadi risiko yang tidak dikehendaki, melalui jalan mana Anda akan keluar dari investasi Anda. Investasi saham dan valas, punya pintu exit berupa batas untuk cut-loss. Misalnya kalau harga terus turun, di titik tertentu harus berani melepas supaya kerugian tidak semakin besar. Dalam hal ini exit strategy nya mudah, yaitu jual. Property, emas, dsb, juga exit strategy nya adalah melepas dan memperoleh kembali kas, meskipun tidak 100% karena dipotong “realized loss”. Bahkan bank, ketika memberikan pinjaman kepada debitur, selalu meminta kolateral untuk memback-up pinjaman yang diberikan. Kalau debitur tidak mampu membayar, maka exit strategy nya adalah dengan mengeksekusi kolateral. Anda bisa menilai sendiri, apakah investasi yang Anda lakukan memiliki exit strategy? Bagaimana jika mitra investasi tidak mampu membayar hasil investasi yang dijanjikan. Atau malah lebih gawat lagi tidak mampu membayar pokok investasi nya? Apa yang dapat dilakukan untuk memperoleh kembali kas yang Anda tanam? Investasi yang tanpa exit strategy sama saja dengan pesawat tanpa pintu darurat. Kalau setelah melewati lima meja di atas, Anda yakin investasi Anda layak dilaksanakan, maka lakukan saja. Banyak yang mengatakan bahwa dalam berinvestasi, jangan menaruh telur di keranjang yang sama. Itu betul. Namun tidak cukup. Lima langkah di atas saya maksudkan untuk memastikan bahwa kita tidak menaruh telur di keranjang yang sama, dan pastinya bukan keranjang yang jebol.