Senin, 18 Mei 2009

RESOLUSI BERSYARAT

Pada setiap pergantian tahun pertanyaan yang sering kita jumpai adalah “apa resolusi anda untuk tahun depan?” atau “anda sudah buat resolusi untuk tahun yang akna dating belum” dan beragama pertanyaan lain yang intinya menanyakan apa yang akan anda tuju dan ingin anda capai tahun depan. Bahkan sebagian orang jauh-jauh hari sebelum akhi tahun sudah mencanangkan resolusi untuk tahun depanya, misalnya “Mulai tahun 2010 saya mau memulai bisnis” atau “Mulai tahun 2010 saya mau merubah diri saya sendiri menjadi lebih baik”.

Dari contoh resolusi-resolusi yang saya sebutkan di atas ada syarat yang harus dipenuhi atas resolusi tersebut yaitu pergantian tahun. Contoh resolusi bersyarat lainya yang sering saya dengar dari teman-teman sekitar saya yang muslim adalah seperti “saya mau naik haji kalo sudah sanggup menunaikan sholat lima waktu tanpa ada yang putus” atau “mulai bulan romadhon tahun ini saya mau memperbanyak sodhaqoh dan menunaikan sholat lima waktu dengan lebih baik”.

Pada intinya sering kali kita membuat resolusi yang digantungkan syarat tertentu seperti waktu (tahun baru, bulan romadhon, ulang tahun dsb) atau kejadian tertentu (kalo sudah rajin sholat, kalo gaji sudah sekian, naik haji, dsb). Pertanyaan yang kemudian dapat kita lontarkan, termasuk kepada diri kita sendiri adalah “mengapa harus menunggu sesuatu untuk melakukan sesuatu?. Jika kita dapat melakukan resolusi kita sekarang tanpa syarat apapun, mengapa tidak kita lakukan sekarang, minimal melakukan yang kecil-kecil terlebih dahulu.

Ada beberapa sebab yang dapat saya simpulkan mengapa orang suka membuat resolusi bersyarat, yaitu :

1. Untuk gagah-gagahan saja, yaitu ikut trend orang sekitar kita, minimal untuk pergaulan, sehingga kalo ditanya orang lain, diakhir tahun apa resolusi untuk tahun, minimal sudah punya resolusi walaupun tidak akan dijalani.

2. Tidak pede atau tidak yakin terhadap resolusi diri kita sendiri, sehingga kadang untuk memulainya saja sudah malas atau sambil mencari jalan pintas untuk langsung mencapai hal besar tanpa mau melakukan hal yang kecil. Padahal itu tidak mungkin, karena sudah jadi sunah Allah, suatu hal yang besar selalu dari yang kecil, sebagai contoh adalah diri kita sendiri dari bayi dulu baru dewasa; atau

3. Justru orang tersebut sudah punya rencana, sehingga memang resolusi bersyarat tersebut merupakan tahapan dalam hidup yang bersangkutan selanjutnya. Jika kita type yang seperti ini maka kita sudah di jalan yang benar, tapi artinya kita sudah mempunyai rencan-rencana dan resolusi-resolusi lain sebelumnya yang sudah kita jalankan dan sifatnya saling sambung menyambung dalam hidup kita.

Hanya saja jika kita membuat resolusi bersyarat, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1. Umur. Kita tidak bisa memastikan apakah saat syarat tersebut terpenuhi kita masiha adaatau tidak untuk melaksanakan resolusi kita tersebut di atas.

2. Semangat. Pastikan bahwa semangat kita untuk melaksanakan resolusi saat syaratnya terpenuhi masih sama kuatnya dengan saat kita membuat resolusi tersebut. Karena kebanyakan justru kita sudah lelah terlebih dahulu setelah melakukan hal-hal untuk memenuhi persyaratan kita sendiri dan pada gilirannya saat harus memulai pekerjaan yang sesungguhnya yang merupakan inti resolusi tersebut, kita justru sudah loyo.

3. Kesempatan. Pastikan bahwa peluang untuk melaksanakan resolusi tersebut masih tetap relevan saat syarat terpenuhi. Karena sering jika resolusi kita tersebut berupa ide bisnis, maka ide tersebut sudah di jalankan terlebih dahulu oleh orang lain selama kita menunggu terpenuhinya syarat tersebut, sehingga kita tidak bisa menjadi yang pertama.

Jadi jika kita bisa melakukannnya sekarang, mengapa harus menunggu sesuatu atau menetapkan syarat-syarat tertentu untuk melaksanakan tujuan-tujuan hidup kita.

Selamat take Action and miracle will happen.