Senin, 30 Maret 2009

TERNAK SAPI, ANTARA INVESTASI DAN MENOLONG PETERNAK SAPI

Baru tiba di Malang, langsung disambut dengan kabar duka cita dari salah seorang saudara di Malang yang berprofesi sebagai peternak sapi perah, salah satu sapi yang diharapkan tahun ini menghasilkan susu dan memberikan pendapatan dari susu, sekarat waktu melahirkan, untungny anak sapinya selamat. Kerugianpun langsung tampak di depan mata, harga satu sapi dewasa yang sudah menghasilkan susu berkisar 10 juta belum dihitung rugi dari hasil susu yang harusnya didapat, tapi itulah takdir, "kullu nafsin dza iqotul maut" setiap yang berjiwa pasti akan menemui ajal, begitu juga sapi (ustadz mode on he.. he..).
Setelah diskusi panjang dengan istri dan juga semangat ingin menolong saudara tersebut, maka kami memutuskan untuk menambah investasi satu sapi perah untuk di mudharabahkan (ini bahasa kerennya, bahas ndesonya paron alias bagi dua) dengan yang bersangkutan. Sebelumnya saya sudah punya 3 sapi lain di daerah nongkojajar di lereng gunung bromo.
Investasi sapi dengan sistem tradisional yang selama ini kami jalankan sebenarnya sangat menguntungkan disamping bisa menolong peternak sapi. Sistem yang kami pakai adalah bagi hasil sebagai ilustrasi adalah sebagai berikutt:
Modal awal beli sapi umur 4 bulanan adalah 3,5 juta-an rupiah, sapi akan dipelihara selama setahun atau lebih, jadi saat sapi berumur kira2 1,4 tahun -1,6 tahun sapi akan mengalami masa birahi (atau terkenal dikalangan blantik dengan nama sapi dara birahi), jika dijual pada masa ini maka sapi harga sapi akan berkisar sekitar 8 jutaan. Dari 8 juta tersebut pembagiannya adalah sebagai berikut :
  1. Masa investasi 1,2 tahun.
  2. Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
  3. Hasil usaha sebanyak 4,5 juta (8 juta - 3,5 juta) dibagi dua antara pemodal dengan peternak, jadi masing-masing mendapat 2,25 juta.
  4. jadi keuntungan yang kita dapat adalah 2,25 juta atau sekitar 65% dari modal awal.
  5. modal awal kita tetap utuh.

Jika kita mau bersabar sedikit untuk tidak jual sapi pada masa dara birahi seperti diatas, maka kita dapat menunggu sampai sapi tersebut hamil, hanya saja lebih panjang jangka waktunya. Kehamilan sapi akan dilakukan dengan IB (inseminasi buatan), yang biasanya dilakukan setelah sapi birahi, dengan asusmi sapi langsung hamil, maka pada umur 1,7 tahun sapi akan mulai hamil (FYI masa hamil sapi adalah 9 bulan). Harga sapi hamil akan mencapai harga tertinggi jika kehamilannya sudah mencapai diatas 7 bulan. Saya mengambil asumsi menjual sapi pada usia kehamilan 8 bulan, maka sapi akan saya jual pada umur 2,5 tahun, pada saat itu harga sapi berkisar antara 12 juta - 14 jutaan, dan yang kita dapatkan adalah (dengan asumsi harga sapi 12 juta) :

  1. Masa investasi 2,1 tahun
  2. Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
  3. Hasil usaha sebanyak 8,5 juta (12 juta - 3,5 juta) dibagi dua, jadi peternak dan pemodal masing-masing mendapat 4,25 juta.
  4. jadi keuntungan yang kita dapat adalah 4,25 juta atau sekitar 120% dari modal awal.
  5. modal awal kita tetap utuh. (jika harga sapinya 14 juta, bahkan biasa lebih jika anaknya betina, yha hitung sendiri he.. he..)

Jika kita ingin meneruskan investasi sampai dengan anak sapinya lahir, maka pembagiannya menjadi sebagai berikut:

  1. Sapi Induk menjadi milik berdua (dengan ketentuan nilai sapi induk saat ini dikurangi nilai modal awal, misal nilai sapi induk adalah 10 juta, maka kepemilikan peternak atas sapi induk adalah adalah (50% x 10 juta) - (modal awal), sedang sisanya milik pemodal).
  2. Anak pertama menjadi milik Pemodal dan harus dipelihara oleh Peternak.
  3. Susu hasil dari sapi induk menjadi hak peternak.
  4. Anak Kedua adalah milik peternak dan susu tetap hak peternak, dst.

Saya tidak merekomendasikan untuk memelihara sapi sampai beranak, karena dari hitungan investasi akan tambah ruwet, rawan ribut dengan mitra peternak kita dan resikonya lebih besar, terutama saat sapi induk melahirkan, disamping itu peternak juga biasanya lebih senang sapi dijual saat dara birahi atau hamil, karena mereka juga ingin uangnya secepatnya.

Resiko dari beternak sapi yang dihadapi adalah :

  1. Kematian Sapi. Tapi resiko ini minim (kecuali mati karena memang sudah takdirnya), karena untuk daerah malang dan sekitarnya, merupakan sentra sapi perah dan diawasi dengan ketat dan serius oleh dinas peternakan setempat dan sudah ada pemeriksaan atas sapi secara rutin dari dinas setempat.
  2. Cacat baik bentuk tubuh maupun genetik. Cacat bentuk tubuh sehingga sapi tidak dapat tumbuh semestinya ataupun cacat genetika sehingga sapi sulit hamil.
  3. Ketersediaan pakan. Pakan utama sapai perah adalah rumput gajah (orang malang bilang kolonjono), saking banyaknya peternak sapi, rumput gajah yang tersedia mauapun hijauan lain kadang tidak mencukupi, sehingga di sentra sapai di Malang (pujon dan Ngantang) harga rumput gajah mahal. (ini juga peluang bisnis rek, bikin pakan ternak kering).
  4. mitra peternak yang nakal (kalo ini cari sendiri yha he.. he..)

Selama masa pembesaran sapi, seluruh biaya pakan, IB dan kesehatan ditanggung oleh peternak, tentunya timbul pertanyaan apakah peternaknya tidak rugi? Dari hasil perbincangan dengan peternak, mereka justru senang jika ada yang mau kerjasama dengan mereka dalam bentuk ini, karena memelihara sapi bagi mereka biasanya termasuk usaha tambahan, karena biasanya mereka juga punya ladang yang ditanami tanaman lain, selain rumput gajah untuk ternak mereka. Fakta lain kenapa peternak senang dengan sistem ini adalah karena ternak mereka dari hasil susu tidak memberikan penghasilan yang memadai. Susu biasanya ditampung oleh KUD untuk kemudian disalurkan ke pabrik susu (nestle dan indomilik). Hanya saja KUD memberikan harga murah untuk susu peternak, padahal peternak mengambil vitamin dan obat dari KUD dengan harga tinggi. Pada hari pembayaran susu (seminggu sekali biasanya) hasil susu yang disetor selama seminggu akan langsung dipotong dengan harga vitamin dan obat yang telah dimabil dan sisanya biasanya sangat tidak memadai. Untuk sapi pada periode belum menghasilksn susu, pemakaian vitamin dan obat minim, yang banyak adalah pakan yang bisa dicari secara gratis, sehingga jikapun ada pengeluaran untuk vitamin dan obat (pakan jika terpaksa), peternak tetap mendapatakn hasil yang bagus setelah bagi hasil tersebut dibagi dengan pemodal, justru ini pendapatan terbesar mereka.

Tulisan ini bukan nasehat investasi, tapi jika anda tertarik silahkan mencoba dan pastikan mitra peternak anda jujur dan terpercaya. Silahkan Action..........

Senin, 16 Maret 2009

GODAAN ITU MEMANG DAHSYAT

Sekitar 2 bulanan yang lalu, sepulang dari Kantor, istri saya cerita bahwa ada telp. ke rumah dari staff sebuah Bank plat merah Tbk. Staff tersebut meminta istri saya tanya apakah saya masih mau bergabung dengan bank tersebut untuk menjadi senior legal staff, tentunya tak lupa dengan dibumbui cerita tentang gaji, remunerasi dan fasilitas lainnya yang bisa didapat jika saya mau menerima tawaran tersebut, yang kalo dihitung-hitung tiap bulan bisa untuk hidup nyaman, plus sisanya cukup untuk beli sepeda motor merek terkenal...
Dalam hati saya saya cuma berguman hebat juga usahanya, setelah 3 kali menelpon saya langsung dan memberi tawaran yang sama dan saya menolaknya, yang bersangkutan memakai salah satu jurus maut yang ada, menelpon istri saya dirumah dengan iming-iming tawaran yang menggiurkan dan mematikan remunerasi yang berlimpah. Saya hanya tertawa mendengar cerita istri saya, dalam hati saya cuma berkata "salah ngerayu orang nich, justru yang nyuruh-nyuruh saya jadi TDA adalah istri saya, jadi kalo ngerayu istri saya nyuruh saya jadi TDB lagi yha salah orang" dan memang waktu saya tanya ke istri "ibu jawab apa" istri saya bilang dia cuma jawab "tanya orangnya (saya maksudnya) sendiri dech, masih mau gak kerja kantoran jadi pegawai".
Tawaran untuk tetap bertahan di zona nyaman tidak hanya datang dari bank tersebut, beberapa waktu sebelumnya ada teman telp. juga menawari jabatan Deputy Legal Manager di salah satu anak perusahaan group perusahaan outomotif terbesar di Indonesia. Godaan zona nyaman dan ketakutan untuk meninggalkannya memang sangat dahsyat, saya termasuk orang yang takut meninggalkannya.
Sangat berat memang untuk menolak suatu pekerjaan yang bagi sebagian orang sangat didambakan tersebut, yang pertama saya lakukan adalah istighfar semoga ini bukan bentuk penolakan terhadap rizki dari Allah, tapi hanya satu ujian atas satu tekad yang memang sudah diniatkan, yaitu keluar dari zona nyaman dan menjadi TDA, agar dapat membantu orang lain untuk bersama-sama menjadi pelaku usaha mauapun membantu membuka lowongan pekerjaan bagi sesama jika nantinya usaha saya sudah besar.
Sebenarnya menjadi wirausahawan bukan hal yang aneh bagi saya, sebagai orang Pekalongan yang merupakan daerah dengan budaya pedagang, begitu lahir jebrol virus wirausaha langsung menular bagaikan wabah di dalam gen setiap orang pekalongan termasuk saya, bahkan ada guyonan orang pekalongan itu begitu lahir langsung disuruh jualan batik sama orang tuanya. Saya ingat dari kecil untuk mendapatkan uang selain uang saku, harus bekerja mulai dari membantu pasang kancing, menggunting benang2 di pakaian yang akan dipacking, sampai melipat pakaian dan memasukan pakaian ke plastik packaging dengan upah tertentu. Kalo bulan Ramadhan tiba, saya jualan jajanan kecil dan petasan bahkan pada waktu kuliah di malang (tahun 1996-2000) penghasilan saya dari bisnis kecil-kecilan dua kali lipat dari kiriman bulanan saya. Perjuangan untuk kembali ke mindset awal, menjadi TDA sedang saya jalani, walaupun ketakutan-ketakutan itu tetap ada dan menghantui. Langkah besar yang pertama saya ambil adalah keluar dari sebuah PT. Tbk., satu tahun yang lalu, walaupun jabatan saya sudah cukup tinggi sebagai deputy corporate legal manager dengan gaji 8 digit, alhamdulillah dengan dukungan keluarga saya kuat menjalaninya. Alhamdulillah sampai dengan saat ini saya masih kuat mempertahankan mind set awal untuk menjadi TDA, walaupun penghasilan saya terjun bebas hanya sepertiga dari gaji terakhir di PT. Tbk., tapi Rizki saya diganti oleh Allah dalam bentuk yang lain yaitu bertambahnya teman dan silaturrahmi terutama dengan teman-teman TDA, bertambahnya ilmu tentang usaha beserta trick-tricknya, bertambahnya keyakinan bahwa 9 dari 10 pintu rizki itu di peruntukan oleh Allah bagi orang yang berdagang, bertambahnya semangat untuk berbagi dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menurut saya adalah rizki yang tidak ternilai dengan uang. Dan cita-cita menjadi TDA sudah mulai ditunjukan jalannya oleh Allah, saya sudah buka toko online di www.tokobajucantik.com dan www.tokobajucantik.blogspot.com, jika tidak ada halangan satu bulan kedepan akan bersama 3 rekan sejawat akan membuka kantor konsultan hukum baru dan sedang prospek satu usaha lagi dibidang fashion.