Kamis, 22 Mei 2008

Dari Tukang Becak Sampai Starbucks

Kisah ini saya dapatkan dari email yang masuk ke account email saya, menurut saya sangat menarik dan menginspirasi, semoga bermanfaat bagi pembaca.

FINANCIAL FREEDOM ala Tukang Becak vs Howard Schultz (Starbucks)

THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi. Berapa besar space yang ada "di dalam box" tsb ? jawabannya Relatif tegnatung box-nya. Berapa besar space yang ada "di luar box" tsb? WOW! No Limit.

Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BECAK tamatan SD yang sudah mencapai "financial freedom" setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dgn "passive income" Rp. 9 juta/bulan !!!

Becak ke-1: ==> Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp.30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit. Becak Ke-2: ==> Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp.30,000/hari. Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp. 60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga. Becak Ke-3: ==> Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4. Becak Ke-4:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-5:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-6:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-7:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-8:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-9:==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi. Becak Ke-10: ==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi. Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang "mandor" untuk mengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.

Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa terjadi. Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi ADA. Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah? Buanyyaaak sekali. Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan....

THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi. Kunci kesuksesannya terletak pada "duplikasi". Ini rahasianya : "Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb". Cth : ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dst.

KUNCI UTAMA LAINNYA adalah : Hidup hemat pada awalnya untuk menabung, uang tabungan diinvestasikan untuk menghasilkan uang, lakukan terus berulang2, setelah penghasilannya sudah cukup besar, barulah hidup bersenang2. Mari berhitung matematika..

Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini, mana yang Anda pilih ?

1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/ bulan Rp. 100 juta. 2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan pertama cuma Rp.1000, tapi berlipat dua setiap bulan.

Pilih mana ????

Jawabannya :

Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar

Option II:

Bulan ke-1 : Rp. 1000

2. 2000

3. 4000

4. 8000

5. 16,000

6. 32,000

7. 64,000

8. 128,000

9. 256,000

10. 512,000

11. 1024,000

12. 2 juta

13. 4 juta

14. 8 juta

15. 16 juta

16. 32 juta

17. 64 juta

18. 128 juta

19. 256 juta

20. 512 juta

21. 1 milyar

22. 2 milyar

23. 4 milyar

24. 8 milyar

Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan lebih dari 6 MILYAR !!! Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein spt rumus kekuatan bom atom spt "E=MC2", dst. Tetapi tidak diajarkan bahwa "kekuatan duplikasi" juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang abad 20, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan".

FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks)? Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz (ia baru dijuluki pengusaha jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis menjual segelas kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriakin GILA dan ditolak ratusan orang). Ia mampu mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif (customer-experienc e) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula mendapatkan dana segar nan murah melalui GO PUBLIC. Ia pandai pula memanfaatkan media sebagai "public relation" untuk mempromosikan Starbucks. Ia pandai pula membangun partnership dgn perusahaan global spt Pepsi, dst. Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan "KONSEP DUPLIKASI", kedai kopi pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat GANDA setiap tahun sampai sekarang....

Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji seorang "mandor" utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren "CEO" bernama Orin C. Smith. Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai "financial freedom". Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas dunia. Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai "financial freedom", walaupun hanya di kelas regional saja....

Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1 secara logika pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat lebih banyak (SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru Universitas) .

Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa memanfaatkan hikmah tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang... . Bila Anda bermurah hati, artikel ini bisa dikutip utk disharing ke berbagai pihak, teman2 Anda, rekan2 kerja, famili2, ataupun disharing pada milis2 lainnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kisah Starbucks2 lain bermunculan di bumi Indonesia dalam 5 tahun mendatang... .

Kamis, 15 Mei 2008

Membuka Blocking Mental

MEMBUKA BLOCKING MENTAL

DAN MELANGKAH UNTUK MEMULAI USAHA

Pertama kali istilah Blocking Mental saya dengar dari Mas Budi Utoyo, salah seorang trainer kewirausahaan di Entrepreneur University, pengusaha yang sukses, sekaligus senior saya di Korps Sukarela Universitas Brawijaya. Istilah tersebut kemudian saya baca lagi di blog www.visimandiri.blogspot.com yang kebetulan milik kakak saya Ardiansyah.

Blocking mental sendiri menurut saya merupakan semacam doktrinasi yang sudah kita dapatkan dari kecil. Kalo kita renungkan kembali pertanyaan-pertanyaan yang dulu kita dapatkan waktu kecil dan banyak dialami anak kecil adalah “mau jadi apa kalo sudah besar”, sering anak-anak kecil menjawab jadi dokter, jadi pilot, jadi pegawai negeri dan jadi yang lain yang pada intinya jadi pegawai, jarang yang menjawab jadi pengusaha sukses. Bahkan yang lebih parah, banyak juga orang tua yang belum-belum sudah bilang ke anaknya nanti kalo besar jadi pegawai saja, nggak usaha neko-neko.

Stigma tersebut kemudian menjadi “cantolan memencet tombol di otak kita” (meminjam istilahnya Pak Tung Desem Waringin) dan terbawa sampai kita besar dan secara tidak sadar kemudian menjadi cita-cita kita. Tanpa kita sadari, dalam perjalanan hidup kita, hal tersebut kemudian mempengaruhi setiap tindakan maupun segala sesuatu yang kita lakukan, termasuk sekolah dan mengambil jurusan saat kuliah bahkan saat melamar kerja kita pilih sesuai dengan cantolan yang telah kita buat saat kecil tersebut. Akibatnya banyak dari kita yang hanya beraninya menjadi pekerja bukan pengusaha, karena dari kecil sudah membuat cantolan menjadi pekerja dan memblock mental kita.

Sebagai akibat doktrinasi yang salah saat kecil itulah, terasa sangat berat bagi kita saat akan memulai usaha, terlebih lagi bagi kita yang sudah bekerja mapan sebagai pegawai, termasuk yang penulis rasakan sendiri. Menurut Robert Kiyosaki, ketakutan-ketakutan yang membuat seorang pegawai untuk berpindah kuadaran dari kuadaran E (pegawai) ke kuadran B (pemilik usaha) adalah kehilangan rasa aman, yaitu rasa aman kehilangan kepastian penghasilan setiap bulan, bahkan bagi golongan E, rasa aman bahkan lebih penting dari uang.

Menurut penulis ada beberapa hal yang dapat membantu kita membuka blocking mental yang ada dalam diri kita, yaitu: (i). menetapkan menjadi pengusaha sukses adalah salah satu impian kita; (ii). Agar kita tidak terkena virus “mimpi kali yee..”, impian menjadi pengusaha sukses tersebut kemudian kita jadikan cita-cita, caranya dengan membuat langkah-langkah awal untuk mencapai impian tersebut, karena impian tanpa pelaksanaan tetap impian semata bukan cita-cita; (iii). bergaul dengan komunitas wirausaha, biar ikut tertular virus wirausaha-nya dan juga belajar dari mereka dalam memulai dan mengelola usaha, serta memperluas pertemanan, sehingga saat kita memulai usaha minimal kita sudah ada jaringan untuk membuat penawaran. Bergaul ini juga sangat penting, salah satunya adalah untuk memprovokasi diri kita sendiri untuk berani mengikuti jejak teman-teman yang ada memulai usaha dan membuka lapangan kerja. (iv). tidak mudah menyerah dan terus belajar baik dari orang lain maupun dari kegagalan usaha kita diawal-awal.

Jadi untuk sahabat-sahabat pembaca blog ini yang masih takut untuk memulai usaha, jangan kuatir, penulis juag masih takut dan bingung untuk memulai usaha. Yang ada dalam diri penulis saat ini hanya masih sebatas niat yang kuat dan sedang memprovokasi diri sendiri untuk berani memulai usaha. Untuk sahabat-sahabat yang telah berani dan sukses melalui tahap ini dan punya usaha sendiri, boleh donk bagi-bagi tips, saran-saran dan semangat kepada pembaca yang lain. Terima kasih.